Fool's Gold

Syafa Amelia
Chapter #6

#6 FG - Menghabiskan Waktu

Indira kembali ke kantor polisi setelah makan siang. Indira datang sendiri, ia lagi-lagi tidak memperbolehkan Sakha ikut bersamanya. Sebelum Indira pergi, Indira sudah memberikan pekerjaan ke Sakha, supaya waktu Sakha lebih berguna. Indira yakin kalau Sakha pasti bisa mengerjakan pekerjaannya karena Indira sudah memberikan buku catatan miliknya.

Dalam waktu singkat, Indira bisa menyelesaikan kasus Shinta. Seperti kata Shinta, semuanya hanya salah paham. Setelah mengecek cctv yang berada di sekitar kejadian, semuanya bisa diselesaikan dengan baik.

“Ibu Shinta sama sekali tidak bermaksud memukul anda. Jangan khawatir, Ibu Shinta pasti akan membayar semua pengobatan Bapak.”

“Iya, Bu. Terima kasih.”

Malam itu, Shinta berniat pergi ke rumah sepupunya untuk mengambil barang yang ia titipkan. Karena jalan menuju rumah sepupunya harus melewati gang-gang sempit, Shinta tidak bisa mengendarai mobil miliknya. Ketika sedang berjalan, Shinta merasa diikuti oleh seseorang.

Shinta bersembunyi di dekat gerobak, lalu orang itu berhenti tepat di depan Shinta. Orang yang mengikuti Shinta seorang pria berusia sekitar 30-an, pria itu terlihat seperti merasa kehilangan. Shinta yang ketakutan memukul pria itu menggunakan kayu yang berada di dalam gerobak.

Bukan sekali, melainkan beberapa kali Shinta memukul pria itu. Pada saat yang bersamaan ada beberapa orang yang lewat dan akhirnya melaporkan ke pihak polisi. Karena itulah Shinta berakhir di kantor polisi.

“Sekali lagi sampaikan permintaan maaf saya ke Ibu Shinta. Saya hanya ingin bertanya alamat, karena saat itu tidak ada orang selain Ibu Shinta. Ketika saya dekati, dia malah kabur dan tiba-tiba saja kepala saya terpukul.”

“Saya mewakili Ibu Shinta juga meminta maaf atas perlakuannya yang ceroboh. Sepertinya hal ini menjadi pelajaran untuk kalian berdua. Dan juga karena Ibu Shinta masih dalam keadaan shock, dia tidak bisa berada di sini. Setelah dia pulih, saya pastikan dia akan datang ke anda untuk meminta maaf.”

“Iya Bu, sekali lagi terima kasih.”

Setelah semuanya selesai, Indira keluar dari kantor polisi. Jam menunjukkan masih lama menuju sore. Sebenarnya Indira masih banyak pekerjaan, namun ia enggan kembali ke kantor. Indira tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

Indira memeriksa ponselnya, ada satu pesan masuk dari Aksara. Indira tidak berniat membalas, ia lebih memilih untuk menelpon Aksara. Tak butuh waktu lama, Aksara menjawab panggilan Indira.

“Halo?” sapa Aksara.

“Kamu masih di luar, Sa?” tanya Indira.

“Iya nih, aku baru selesai makan siang bareng klien sekalian rapat sebentar.”

“Bisa ketemu nggak?”

“Tumben banget di jam kerja.”

“Iya, pengen ketemu kamu aja.”

“Mau ketemu di mana?”

“Kamu kasih alamat aja ke aku, biar aku yang samperin kamu.”

Indira menutup telepon, Aksara mengirimkan pesan lokasi dirinya. Indira memasukkan ponsel ke dalam tas, lalu berjalan ke parkiran. Indira mengendarai mobil menuju lokasi Aksara.

Jarak kantor polisi dan restoran tempat Aksara cukup jauh. Indira memakan waktu cukup lama untuk sampai ke sana. Indira memakirkan mobilnya sebelum berjalan masuk ke dalam restoran. Indira langsung melihat Aksara yang sedang duduk sambil memainkan ponsel.

“Hai,” sapa Indira.

Aksara mendongakkan kepala, tersenyum melihat kedatangan Indira. Indira duduk di depan Aksara. Indira langsung memanggil pelayan untuk memesan minuman.

“Tumben banget ngajak ketemu di jam segini. Ada apa?”

“Nggak tau, lagi males kerja, lagi nggak mau ngapa-ngapain. Pengen ketemu kamu aja.”

“Ada angin apa kamu kaya gini? Lain kali jangan dibiasain ya, sayang.” Aksara mencubit pelan pipi kanan Indira.

Indira menghela nafas, melipat tangannya di atas meja, menidurkan kepalanya di atas tumpuan lipatan tangannya. Aksara tersenyum, ia tidak berkata apa-apa, yang bisa lakukan adalah mengelus pelan kepala Indira dengan sayang.

Indira memejamkan matanya, merasakan sentuhan Aksara. Ia bisa merasakan kasih sayang yang diberikan Aksara kepadanya. Saat romantis ini harus terhenti karena pelayan datang membawa pesanan Indira.

“Terima kasih,” ucap Indira kepada pelayan.

“Minum dulu, biar dingin pikiran kamu.”

Indira menurut, ia meminum pesanannya, merasakan rasa manis dan dingin yang disajikan. Minumannya sangat pas untuk dinikmati pada hari yang cerah seperti hari ini dan sangat cocok dengan pikiran Indira yang sedang panas.

“Kamu dari mana?” tanya Aksara setelah Indira menyelesaikan minumannya.

Lihat selengkapnya