"Can't believe that I'm a fool again
I thought this love would never end,
How was I to know?
You never told me"
Tak ada yang lebih menyenangkan daripada menjadi menyedihkan di saat sedang sedih-sedih nya. Apakah ibu ku pernah menyakiti hati pria? Sehingga lagu Karmachameleon menjadi lagu yang terputar berikutnya. Aku tidak mengerti betul apa arti dari lagu tersebut. Yang menjadi point nya adalah lima huruf pertama yang menyusun kata Karma, persis seperti acara televisi malam yang sering di tonton para Karyawan ku. Apakah ini yang di namakan Karma? Masalah nya begini...
"Yang pertama, di putusin karena beda keyakinan. Yang kedua sama... beda keyakinan juga. Yang ketiga di selingkuhin. Yang ke empat satu agama, baik, eh lebih tua... padahal harus nya umur tidak menghalangi segala nya."
"Dan sekarang berkelana tanpa tujuan menghabiskan masa muda." Timpal ku sebelum assisten ku melanjutkan ucapan nya.
"Menghabiskan masa muda? Tapi gak bahagia. Tiap malam minggu nelepon gue..." Wanita itu melipat kedua tangan nya di depan dada nya. "Nelin... lo sama cowo lo? Gue kesepian. Clubing apa ya? Mana wanita si pengirim kata-kata romantis gak nge-Ask gue di Ask.me . Makin jomblo dah gue..." Lanjut nya menirukan kata-kata ku.
"Oh! Ini cerita nya lo nyesel jadi assisten gue?" Aku menatap sinis kepada wanita itu. Nama nya Nelinda Fitriani, teman semasa SMA ku sekaligus assisten ku saat ini. Awal nya aku tidak menyangka akan di pertemukan lagi dengan wanita berseragam tomboy dengan lengan di tekuk ini. Tapi ketika wawancara kerja untuk para calon assisten ku. Dia dengan make up manis nya berkata. "Lah anjir Io? Lo CEO nya?" Dan aku pun langsung menerima nya sebagai assisten dengan alasan mengenal nya dengan dekat. Lihatlah! Seberapa dekat nya kami, hingga ia berani berbicara lo-gue selayak nya sahabat kepada ku.
"Bacot dah ah." Umpat assisten maha songong ku. "Eh lo dapet undangan makan malam, dari Opah Sardi di Restoran Mie Aceh Ayah besok malam." Ucap Nelin sambil menatap map yang berada di atas meja kerja ku.
"Sama lo enggak?" Tanya ku yang langsung di balas nya dengan gelengan cepat.
"Besok malem minggu keles, gue mau malem mingguan. Lo ke sana sendirian aja katanya. Bukan ngomongin masalah kantor soal nya ini... nanti alamat nya gue kirimin. Kalau udah di kasih Opah Sardi?" Cerocos Nelin dengan raut kebingungan. "Pokok nya besok! Jam tujuh!" Nelin mengambil map hijau dari atas meja ku. Tanpa sengaja map itu menyenggol pulpen pilot hitam tak berisi kesayangan ku hingga terjatuh.
"Nel!" Ucap ku dengan tatapan tajam.
"Iya-iya..." Ia menaruh pulpen ku ke dalam gelas wadah alat tulis. "Museumin aja ngapa ini pulpen. Heran dah... pulpen dua rebu aja di sayang banget." Cerocos Nelin yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari ku. "Iya-iya.." Ucap Nelin kikuk saat menyadari tatapan tajam yang di berikan oleh boss nya. "Gue keluar dulu yaa! Jangan kebanyakan dengerin lagu galau! Permisi Tuan Dio!" Pamit nya sambil membungkukan badan nya sekilas, lalu ia pergi meninggalkan ruangan ku dengan gemulai nya.
-
Radhya Aldio Sardi.
Who doesn't know him? Banyak. Banyak yang gak tau maksud nya, kecuali manusia-manusia jomblo penghuni aplikasi tanya jawab anonim Ask.me yang hobi nya berkeliaran ngefollowin anak hitz. Nama ku Sarah Darmawan. Anak lumayan hits karena nge Rollplayer-in Aldi Coboy Junior pas masih SMP. Followers lumayan banyak, karena kebanyakan fans Boyband yang terkenal pada masa nya itu ngira kalau aku ini saudara nya artis itu. Padahal... Kan aku cuma nge Rollplayer-in. Tapi semenjak SMA aku tobat, kebetulan waktu itu udah gak jaman Boyband di Indonesia. Aku yang mulai dewasa beralih menyukai Twilight, novel sekaligus film romantis karya Stephanie Meyer yang bikin haus kasih sayang banget. Apa lagi pas lihat Jacob Black si Serigala Manis yang di peran kan oleh Taylor Lautner itu. Sumpah! Manis banget!
Ting!
Aldioo requested you as a followers.
"Ada Pak Ilham?" Tanya seorang teman yang sedang duduk di hadapan ku.
"Enggak. Permintaan ngefollow IG doang." Jawab ku sambil membuka akun seseorang yang ingin memfollow ku.
Kesan pertama di foto pertama nya adalah...
Ganteng, mirip Taylor Lautner. Follback ahh!
"Kelas lu ada guru nya bego!" Dan aku bersama teman ku pun panik, lalu bergegas kembali ke kelas. Walaupun kenyataan nya. Gak ada tuh guru nya.
"Lo beneran putus sama Andre, Sar?" Seru Gita di tengah ke asyikan ku menstalker Aldio.
"Iya." Aku menganggukan kepala tanpa menatap lawan bicara ku.
"Lo gak galau?" Tanya Gita lagi.
"Lebih galau kalau gak di putusin." Celetuk ku dengan santai nya.
"Kok gitu?" Protes Gita yang mencomblangkan ku dengan si Andre itu. Kini aku menatap nya.
"Iyalah anjir, dia selingkuh sama cewe lain. Anak kuliahan. Mana bandel. Gak mau di atur. Mana ada sih perempuan yang ngatur pacar laki-laki nya jadi buruk? Gue cuma mau dia gak cabut Sekolah. Tapi alesan dia mutusin gue gara-gara gue kebanyakan ngatur. Lain kali kalau nyomblangin gue sama yang beneran dikit kek, Git." Cerocos ku tanpa jeda. Mungkin kalau waktu itu aku tidak di rundung amarah, aku akan kehabisan nafas.
"Ya maaf... yaudah deh. Gue ke Kantin dulu yaa, mumpung gak ada guru." Aku mengangguk. Lalu ia pergi meninggalkan kelas.
Ya! Memang begitulah kisah cinta pertama ku. Gak jelas. Sebenarnya Andre ini tidak benar-benar cinta pertama ku. Cinta pertama ku itu Asyen, dia sahabat ku. Dan karena kepentok status yang tak bisa naik jabatan, akhirnya aku mencari pelarian yaitu Andre. Arsyen masih menghubungi ku, bahkan saat kemarin aku putus dengan Andre. Di tengah sendu sedan nya lara yang ku rasa kan, Arsyen berkata...
"Lagian lo ngapain sih pacaran? Lo bosen Jomblo?" Sial! Seenak jidat ngomong nya, gak sadar apa ini gara-gara lo. Dan aku pun menutup telepon nya pada saat itu juga.
"Siapa sih itu?" Tanya Ratu yang baru saja duduk di samping ku. Mata nya menari-nari menatap layar handphone ku yang masih menyala. "Baru putus dari Andre udah ngestalk cowo lain?" Tanya nya heran. "Mantap!" Ia mengacungkan ibu jari nya. Aku pun tersenyum. "Lagian ya, lo sama Andre juga gak di bahagiain. Makannya, untuk apa bergalau ria ketika di sakiti? Toh selama pacaran juga lo udah sakit hati." Ratu paling mengerti segala nya tentang kisah cinta ku, wajar! Karena dia tempat ku berkeluh kesah selain kepada Arsyen.
"Allright!" Seru ku.
"Kalau Arsyen apa kabar?" Tanya Ratu penasaran. Aku menghela nafas ku panjang.
"Ngejauhin gue." Jawab ku singkat.
"Nyesel kan lo? Gak pernah ngedapetin tapi di jauhin?" Ucap Ratu sambil menunjuk wajah ku. Aku menyunggingkan sebelah bibir ku. Jadi cerita nya begini, Arsyen pernah menyukai ku tapi aku hanya menganggap nya sahabat. Dan begitulah, seperti yang ku katakan sebelum nya. Cinta ku kepentok status. Cukup lucu untuk menjadi judul sebuah opera sabun, bukan?
"Biasa aja, toh dia sama aja kaya Andre. Bandel, batu, bad boy, intinya Tri B deh!" Jujur. Ini pernyataan paling palsu yang pernah ku ucap kan, karena pada tiga bulan setelah nya aku berkata pada Ratu bahwa aku benar-benar mencintai Arsyen.
Bahkan setelah pesta kelulusan pun aku masih mencintai dia. "Udah lulus SMA nih... gue keterima di Bandung. Lo Jakarta. Mari membuka lembaran baru setelah satu tahun menjomblo!" Ucap Ratu di tengah-tengah pesta Graduasi.