Pagi yang cerah hatipun gembira karena Aku dan Mas Bram hari ini janjian mau naik sepeda melewati jalan-jalan setapak desa melewati pinggiran sungai dan pepohonan.
Kita berboncengan menghirup udara segar, Aku merentangkan tangan sambil menarik nafas dalam-dalam. Kita tertawa dan bahagia sepanjang jalan jadi sejak saat itu mungkin semua warga tahu kalau kita berpacaran membuat iri semua gadis-gadis yang mengejar Mas Bram juga sehingga rumor itu sampai ditelinga ayah.
Suatu hari Ayah memanggilku" Rani duduk, ada yang mau Ayah tanyakan, apa benar Kamu pacaran dengan Bram?" Aku tertunduk sambil menganguk meng-iyakan, tiba-tiba Ayah marah dan raut mukanya mulai memerah sambil berkata "Mulai saat ini kamu tidak boleh berhubungan dengan Bram" Kata Ayah "Segera Kamu putuskan hubungan dengannya titik tidak pakai koma! Ayah tidak mau dengar lagi ada selentingan kabar bahwa Anak Ayah berhubungan dengan Bram, anak Hadisaputro itu! ngerti kamuuu!" Kata Ayah lagi.
Aku ketakutan dan gemetar karena baru kali ini Ayah semarah itu Aku berlari ke kamar menangis sejadi-jadinya membuat Ibuku datang menenangkanku dengan lembut memelukku, Aku pun menangis dipelukan Ibu tanpa kata-kata lagi karena tangisanku membuat Aku tercekat dan terengah untuk mengeluarkan kata-kata dan akhirnya aku tertidur dipelukan ibu.
Beberapa kali Mas Bram menelponku tapi aku tidak mengangkat, Aku takut handphone yang baru dibeli hadiah sweet seventenku disita Ayah. Iyaa baru dua minggu ini aku berusia tujuh belas tahun dan kita merayakan kecil-kecilan dirumah dengan kue buatan Ibu dan Ayah memberiku hadiah handphone Nokia warna Biru gembiranya Aku saat itu karena zaman sudah maju, orang-orang sudah jarang memakai telepon rumah, desaku bukan desa terpencil sebenarnya sudah menuju ke kabupaten , akses untuk jaringan GSM sudah masuk ke desa kami tahun lalu sehingga memiliki handphone itu kebanggaan tersendiri, Ayah karena pekerjaannya beliau sering ke Kota dan membelikan untukku karena Ayah ingin nanti Aku kuliah di Kota nantinya.
Hatiku sangat senang Mas Bram menelepon tapi Aku sementara berdiam dulu dan tidak mau membangkitkan amarah Ayah padahal hati kecilku sangat rindu Mas Bram.