"Hai mas Bram, lagi buat apa?" Kusapa Mas Bram yang lagi sibuk mengecat bangkunya, tempat yang biasa kita ketemu, lembah cinta bangku biru ini telah menjadi saksi kita dimana Cinta kita menyatu dan lagi membara. "Sini sayang dekat Mas dong, lagi kangen banget denganmu, pengen melihat wajahmu" kata Mas Bram.
"Ah, Mas baru kemaren bersua masa kangen" kata Rani
"Setiap saat kangen lho, karena cinta kita kan lagi membara bagai api yang berkobar menyala" kata Mas Bram
"Aduuuhh kata-kata sungguh manis mengoda, buat Aku malu nih Mas, ngomong-ngomong mulai kapan Mas tertarik sama Rani?" Tanyaku ke Mas Bram.
"Waktu kita ketemu dipasar Minggu, ingat tidak waktu kamu menginjak kaki Mas?"
Aku mengingat masa itu, aku masih umur dua belas tahun , iyaa aku tidak sengaja menginjak kaki Mas Bram, malu sekali rasanya
"Maaf Neng, bisa geser kakinya sedikit tidak?
"Auww Aku terkejut banget karena kakiku telah menginjak kaki seseorang tanpa sadar karena kita sama-sama mau beli tomat berdesakan dengan pengunjung lain.
"Oh maaf, maaf Mas tidak sengaja" kataku”