Pagi itu waktu Aku lagi membolak-balikan koran untuk cari kerja tiba-tiba masuk Lina berkata....
“Ran, kamu ingat nggak sama Hesti? teman kita yang kalem dan sederhana itu!!” Lina mengingatkanku pada teman kuliah yang sering kita bantu karena orangtuanya sering terlambat mengirim uang untuk biaya di kuliahnya
“Oh ya, ya aku ingat Lin, kenapa dia?” tanyaku. “
"Kemaren Aku bertemu dia di Supermarket dan menyapaku, Kamu tahu Rani, Dia sangat berubah” kata Lina
“Oh yah? berubah bagaimana?” Memang sudah lama Aku tidak berhubungan dengan Hesti.
“Dia sekarang tidak bisa dikenal lagi, cantik banget dan sexy, dandannya juga gila menor, tapi sedikit berkelas,” kata Lina.
“Ehmm mungkin Dia dapat suami kaya dan berkecukupan kali!” seruku.
“Dia belum menikah, tapi katanya dia bekerja dan mudah menghasilkan uang, dia mengajakku untuk bekerja bersama Dia, semua ditanggung, tapi Aku tolak dengan halus karena perkerjaanku sekarang lebih kusuka” lanjut Lina.
“Kamu tidak bilang kalau Aku butuh kerja?" Tanyaku.
“Justru itu Aku mau sampaikan Ran, kalau Aku menganjurkan Kamu saja yang dicarikan kerjaan," kata Lina lagi.
“Kamu serius? Lin, Kamu ada kasih nomor handphone ku? Atau kamu ada catat no Handphone Dia?” Aku sambil menyimbakkan koran yang berserakan serius memandang Lina.
"Tentu aja Rani, ini nomor handphonenya” Akupun mencatat nomornya dan berharap ini suatu kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
Aku berharap-harap cemas, beberapa kali menghubungi nomor handphonenya tapi belum terangkat, tiba-tiba terdengar suara....
“Hello siapa ? maaf tadi sibuk jadi belum sempat angkat” buru-buru Aku menjawab takut ditutup
“Ini Hesti?" tanyaku