"Cukup, aku tahu Safini dahulu keterlaluan sama kalian. Tapi tidak seharusnya kalian membenci Safini seperti ini," ucap Safina dengan tegas.
Safina pergi meninggalkan teman-temannya. Safina tidak sengaja menabrak Safini di kantin.
BRUK
"Maaf," ucap Safina dengan tulus.
"Punya mata itu dipake, dasar orang buta."
"Fini, maaf, aku tadi tidak sengaja."
"Kamu lagi, kenapa kamu selalu mencari masalah dengan aku?. Apa salah aku sama kamu Ina?" Safini dengan wajah memelas karena melihat Rio disamping sahabat Safina.
"Maksud kamu apa Fini, aku tidak mengerti?"
"Aku tahu kamu benci sama aku kan Ina, orang tua kita lebih sayang sama aku. Tapi kamu tidak harus menyakiti aku setiap saat kan Ina?" Safini dengan wajah berkaca-kaca dan menangis untuk menarik perhatian Rio.
"Kamu bicara apa, sejak kapan aku menyakiti kamu?. Aku tidak pernah iri ataupun benci sama kamu, kamu adalah adikku."
"Aku minta maaf Ina, kalau aku berbuat salah sama kamu. Aku akan suruh papa dan mama juga perhatian sama kamu, tapi kamu masih ingat kan papa dan mama tidak sayang sama kamu karena waktu SMP kamu memakai drugs," ucap Safini sambil menangis histeris menarik perhatian semua orang.
PLAK
Tiba-tiba ada yang menampar Safini, semua orang melihat ke arah tersebut. Safina melihat tangan Rio menampar wajah Safini, semua orang yang berada di kantin melihat Safini di tampar. Mereka menjadi bahan tonton semua orang yang ada di kantin.
"Kak Rio kenapa menampar aku?" Safini yang menangis sambil memegang pipinya.
"Kamu benar-benar keterlaluan, apa salah Ina. Ina itu kakak kembar kamu, kenapa kamu jahat dengan Ina dan memfitnah Ina begitu," ucap Rio dengan tegas.