For my twin

Widayanti
Chapter #8

Restu papa dan mama Rio #8

"Kamu tidak salah mencintai perempuan seperti Ina, dia perempuan yang sempurna seperti mama kamu." Dimas tersenyum.

Mama Rio datang membawa obat untuk Safina, mama Rio duduk disamping Safina dan memberikan obat kepada Safina. "Ini obatnya, kamu oleskan dua kali sehari. Tapi butuh beberapa hari untuk menghilangkan bekas tamparan itu, tidak bisa langsung sembuh begitu saja."

"Terima kasih ma," Safina tersenyum menerima obat.

"Sama-sama sayang," Safina melihat jam tangannya dan ternyata sudah jam tujuh malam, dia takut dimarahi lagi oleh kedua orang tuanya.

"Pa ma, Ina pamit pulang ya. Sudah malam, Ina takut jika orang tua Safina marah lagi."

"Sejujurnya kami ingin lebih mengenal kamu dan mengobrol dengan kamu, tapi baiklah jika kamu ingin pulang," ucap Dimas penuh wibawa.

"Kamu harus sering datang kemari, jika kamu membutuhkan sesuatu, kami pasti akan membantu kamu." Dini mengelus rambut Safina.

"Iya ma, aku akan sering datang kesini untuk bertemu papa dan mama," Safina tersenyum.

"Bagus, kalau begitu. Rio yang akan mengantarkan kamu pulang sampai rumah."

"Iya ma, Safina pamit ya pa ma," ucap Safina sambil mencium tangan kedua orang tua Rio.

Safina, Rio dan orang tuanya keluar dari rumah dan mengantarkan Safina dan Rio hingga ke mobil. "Hati-hati dijalan ya sayang," Dini tersenyum.

"Rio jangan ngebut," Dimas memeluk istrinya.

"Iya pa ma," ucap Rio dengan sopan, Rio dan Safina masuk ke dalam mobil dan mereka pergi ke arah rumah Safina.

"Pa mereka berdua serasi ya, yang satu tampan dan yang satu cantik."

"Iya ma, mereka berdua sangat serasi, dan mereka sama-sama baik dan pintar."

"Papa setuju kan kalau Ina jadi menantu kita?" Dini menatap suaminya.

"Tentu saja papa setuju memiliki menantu sebaik dan sempurna seperti Ina, Ina persis seperti mama waktu masih muda." Dimas merangkul bahu istrinya dan tersenyum.

"Papa ini gombal terus," Dini mencubit pinggang suaminya.

Lihat selengkapnya