For my twin

Widayanti
Chapter #9

Kebahagiaan yang sederhana #9

"Non Ina tadi di tampar nyonya lagi ya?" tanya bibi khawatir.

"Sudah biasa aku ditampar mama," Safina tersenyum.

"Mereka benar-benar keterlaluan, mereka tidak tahu apa-apa, tapi selalu menyalahkan non Ina," ucap bibi yang merasa sedih dan kasihan pada Safina.

"Tidak apa-apa bi, aku baik-baik saja."

"Sabar ya non, bibi tahu non sangat menderita, ya sudah non Ina makan ya."

"Bi aku memiliki seorang kekasih namanya kak Rio, kami baru jadian dan tadi aku bertemu orang tuanya." Safina tersenyum menjelaskan kepada bibi.

"Terus non?"

"Orang tuanya kak Rio baik sekali, seperti orang tua sahabatku."

"Syukurlah jika non Ina dicintai laki-laki yang baik, dan keluarganya juga baik kepada non Ina."

"Makasih ya bi, bibi sudah mau jadi keluarga aku."

"Iya non, bibi sangat sayang sama non Ina, dan bibi akan selalu menjaga dan akan selalu ada di samping non Ina selamanya. " bibi mengusap rambut Safina.

"Kalau Ina sudah bekerja, kita pergi dari rumah ini ya bi, kita tinggalkan mereka." Safina meneteskan air matanya.

"Non Ina ingin pergi dari sini?" tanya bibi sambil mengusap air mata Safina.

"Iya bi, aku ingin pergi dari rumah ini bersama bibi. Lagipula kita tidak diinginkan disini."

"Bibi akan temani kemana saja non Ina pergi," bibi memeluk Safina.

"Terima kasih bi, aku harap bibi bisa menerima kak Rio. Aku sangat menyayangi kak Rio" Safina menangis di pelukan bibi.

"Bibi pasti menerima siapa saja orang yang menyayangi non Ina dengan tulus dan membuat non Ina bahagia." bibi memeluk Safina penuh kasih sayang.

"Terima kasih bi, Ina janji akan buat bibi bahagia dan bangga." Safina tersenyum dan melepaskan pelukan.

"Non Ina sudah membuat bibi bahagia dan bangga, sekarang non Ina tumbuh menjadi gadis yang cantik, baik dan pintar." bibi memegang pipi Safina.

Lihat selengkapnya