"Tapi karena kamu memukul Safini, kamu hampir dikeluarkan dari sekolah."
"Iya juga, ngomong-ngomong apa yang akan dilakukan Safini sekarang sama kamu ya Ina. Secara nenek sihir itu suka sama kak Rio," Bulan penasaran.
"Sudah, jangan membicarakan tentang Safini. Sekarang kita makan, aku lapar" Safina memegang perutnya.
"Ya sudah, ayo sayang kita ke kantin." Rio merangkul bahu Safina.
Rio, Safina dan ketiga sahabatnya pergi ke kantin. Mereka duduk di meja yang sama, Rio disamping Safina, sementara ketiga teman Safina duduk di depan Safina dan Rio.
"Kita pesan makanan dan minuman yuk, aku sudah lapar," ucap Tasya sambil memegang perutnya.
"Ayo kita beli makanan," ucap Bulan penuh semangat.
"Ayo, kita pesan makan. Nanti kelamaan, terus bel masuk berbunyi, " ucap Tasya merengek.
"Iya bawel, ayo." Anggi pasrah, mereka bertiga berjalan lebih dahulu. Safina berdiri, tiba-tiba Rio menggenggam tangan Safina. Safina melihat ke arah Rio, Safina menatap Rio dengan bingung, Rio menarik tangan Safina sehingga Safina duduk kembali di kursi.
"Kenapa kak?"
"Kamu duduk saja disini, aku yang belikan makanan, kamu mau makan dan minum apa?"
"Tidak perlu kak, aku bisa beli sendiri."
"Aku yang akan belikan, kamu tunggu disini," ucap Rio dengan tegas.
"Ya sudah, aku ingin makan nasi goreng dan ice Chocolate." Safina tersenyum.
"Okay, kamu tunggu sini, aku belikan." Rio mengusap rambut Safina.
Safina memegang tangan Rio, "terima kasih kak."
"Tidak perlu berterima kasih sayang, kamu pantas diperlakukan seperti ratu."
Rio pergi menuju ke tempat makan dan minuman, Rio membeli minuman, dan meletakkannya minuman tersebut di meja. Rio membeli nasi goreng untuk dirinya dan Safina, setelah jadi Rio meletakkan nasi goreng di depan Safina dan satunya di depannya. Mereka berlima makan bersama, setelah makan, tiba-tiba Safini datang dan menarik Safina untuk berdiri.
"Ikut aku," ucap Safini sombong.
Rio memegang tangan Safina, Safina tersenyum dan mengatakan "tidak apa-apa kak, Safini hanya ingin mengobrol."