"Ya sudah, hati-hati saat bikin mie ayam dan minuman." Rio menasehati Safina.
"Iya kak, aku tinggal dahulu." Safina tersenyum, Safina pergi ke penjual mie ayam.
"hai pak, hai Bu." Safina menyapa.
"Non Ina datang," ucap ibu penjual mie ayam tersenyum melihat kedatangan safina.
"Sudah lama non Ina tidak datang kesini, senang bapak bisa lihat non Ina lagi." Bapak penjual mie ayam tersenyum.
"Iya pak, lagi tahun ajaran baru, jadi Ina tidak sempat kesini."
"Tidak apa-apa, kami mengerti kamu sibuk sekolah." Ibu penjual mie ayam tersenyum.
"Rame ya pak bu jualannya, Ina bantu ya."
"Tidak perlu non, hanya kurang dua mangkok mie ayam saja," ucap ibu penjual mie ayam dengan lembut.
"Bapak tinggal antar mie ayam dahulu ya non."
"Iya pak hati-hati," Bapak penjual mie ayam pergi mengantar pesan mie ayam ke pembeli, hanya tinggal Safina dan ibu penjual mie ayam.
"Ya sudah, aku mau bikin mie ayam dan minuman sendiri, boleh kan bu?"
"Biar ibu saja yang bikin, kamu tunggu di depan saja," ucap ibu penjual mie ayam penuh kasih sayang.
"Tapi Ina ingin bikin sendiri, boleh ya bu." Safina memohon.
"Ya sudah, non Ina boleh bikin mie ayam dan minuman sendiri. Tapi hati-hati jangan sampai terluka," Ibu penjual mie ayam tersenyum.
"Terima kasih bu, Ina akan berhati-hati." Safina tersenyum, Safina membuat dua minuman dan kemudian membuat dua mangkuk mie ayam. Ibu penjual mie ayam bingung karena Safina membuat makanan dan minuman untuk dua orang.
"Non buat untuk dua orang ya?"
"Iya bu, Ina buat untuk dua orang, yang satu untuk Ina dan yang satu untuk orang yang Ina cinta."
Makanan dan minuman buatan Safina sudah jadi, Safina mengangkat dua mangkuk mie ayam. "Biar ibu yang bawakan non, mangkuk itu kan panas."
"Tidak perlu bu, Ina bisa bawa sendiri."
"Biar bapak yang bawakan, non Ina tidak boleh menolak," ucap bapak penjual mie ayam.