For my twin

Widayanti
Chapter #14

Perasaan Samudera #14

"Iya ma, aku basuh muka aku. Toilet ada disebelah mana ma?"

"Toilet ada disebelah sana," ucap Dini menunjukkan arah toilet, Safina berjalan menuju toilet.

Safina membasuh muka dengan air dan membersihkan make up dengan tisu hingga make up di wajah Safina menghilang, Safina memegang pipinya.

'tamparan di wajah aku karena mama tidak sakit, tapi hati aku sakit karena perlakuan mama kepada aku' ucap Safina dengan lirih.

Safina meneteskan air matanya, Safina menghapus air matanya dan berusaha untuk tersenyum. 'Aku tidak boleh membuat mama dan kak Rio bersedih karena aku, aku harus bahagia dan tersenyum.'

Safina melihat ke cermin, lukanya semakin parah. Safina memegang pipinya, pipi Safina semakin merah karena tamparan Mama kandungnya. 'bagaimana ini? Lukanya semakin parah,' ucap Safina lirih.

Safina menarik nafas dalam-dalam, setelah itu keluar dari kamar mandi dengan pasrah. Safina berjalan menuju Dini dan Rio, mereka sedang mengobrol tentang tentang sesuatu. Dini dan Rio melihat ke arah Safina, Dini dan Rio terkejut melihat luka di pipi Safina yang semakin memerah dari yang kemarin.

"Kamu ditampar lagi sama orang tua kamu ya?" tanya Dini khawatir.

"Tidak ma, orang tua aku tidak menampar aku lagi." Safina tersenyum, senyum kebohongan.

"Sudah sayang, kamu tidak perlu berbohong. Sini mama obati luka kamu," ucap Dini penuh kasih sayang, Dini mengambil kotak obat dan mengoleskan obat di pipi Safina secara perlahan. Safina kesakitan saat obat itu menyentuh pipinya, Rio merasa kasihan melihat perempuan yang dicintai, hidup menderita dan di siksa seperti itu.

"Sayang, kamu malam ini tinggal di rumah mama dan papa aku ya. Besok siang kita ke sekolah bersama-sama," Rio tersenyum.

"Tapi kak, aku takut membuat papa dan mama ku semakin marah."

"Kamu tidak perlu takut, besok setelah acara sekolah. Akuu, mama dan papa yang akan mengantar kamu pulang."

"Benar kata Rio, besok kita antar kamu pulang. Hari ini kamu menginap saja di rumah," Dini tersenyum.

"Baiklah ma, terima kasih. Kak Rio, antar aku pulang dahulu ya, aku mau mengatakan sesuatu pada bibi."

Lihat selengkapnya