DI RUMAH SAFINA
"Tuan, nyonya, saya mohon datanglah ke acara non Ina. Non Ina pasti bahagia jika kalian datang dan membantu non Ina," ucap bibi memberikan undangan.
"Saya tidak akan datang," ucap Lisa dengan tegas.
"Saya mohon tuan, nyonya. Sekali ini saja, temani non Ina." bibi memohon tapi kedua orang tua Safina tetap tidak peduli.
"Berapa kali kamu memohon pada kami, kami tidak akan datang. Anak itu hanya mempermalukan kami," Lisa menghina putrinya.
Samudera yang baru masuk rumh, Samudera mendengar perkataan orang tuanya dan Samudera marah. Samudera tidak bisa melakukan apapun, Samudera keluar dan membeli hadiah untuk Safina. Samudera pergi ke sekolah Safina secepat mungkin. Samudera sampai di parkiran dan keluar membawa tas berisi hadiah untuk Safina dan memakai topi berwarna merah dan masker supaya adiknya tidak melihatnya datang.
"Maaf pak, acara hari ini ada dimana?" tanya Samudera pada satpam.
"Ada disana mas, ruang auditorium." satpam menunjukkan tempat auditorium.
"Terima kasih pak," satpam hanya menganggukkan kepalanya, Samudera berjalan ke arah auditorium.
"Lama sekali, kapan dimulai acara ini?" tanya orang tua murid yang marah.
"Apa yang kita tunggu, sudah dua puluh menit kita menunggu," ucap orang tua murid yang lain.
"Maaf, saya sedang menunggu keluarga saya," ucap Safina dengan sopan.
"Mungkin keluarga kamu malu punya anak seperti kamu," ucap orang tua murid yang lain menghina Safina. Safina terdiam, tiba-tiba pintu terbuka, bibi berjalan menuju panggung dan tersenyum pada Safina.
"Maaf saya terlambat datang, tadi jalanan macet. Saya tidak pernah malu dengan non Safina, saya sangat bangga dengan non safina." Bibi tersenyum.
"Terima kasih bi," Safina tersenyum pada bibi, bibi berjalan ke arah Safina. Samudera mengisi mengunakan nama S, semua teman Rio bingung karena Samudera menggunakan masker dan topi.