"Bibi ke dapur ya non, non langsung istirahat."
"Iya bi," bibi pergi ke dapur, Safina berjalan menuju ruang keluarga. Safina melihat keluarganya berkumpul di ruang keluarga sedang bersantai dan menonton televisi.
Safina berjalan tanpa peduli dan melihat ke arah keluarganya "Kamu tidak pernah diajarkan tata krama sama guru kamu ya, masuk rumah itu sapa orang tua. Bukan jalan begitu saja seolah-olah kita tidak ada," Lisa menghina, Safina tetap berjalan tanpa mendengarkan perkataan orang tuanya.
"Mungkin dia tuli ma," Safini menghina Safina, Safina terus berjalan seolah-olah tidak mendengar apa yang dikatakan keluarganya. Samudera yang muak dengan keluarga membanting gelas minuman yang ada di tangannya, hingga membuat semuanya terkejut dan terdiam.
"Kalian semua buta tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk, kamu cepat naik" Samudera mengucapkan kata buruk di depan wajah Safini dengan keras, dan kemudian berjalan pergi menuju kamarnya. Safina mengangguk dan berjalan menuju kamarnya, Safina melihat Samudera keluar rumah. Safina mandi, setelah mandi, Safina menelepon temannya untuk memberi tahu bahwa besok kak Rio akan ikut jalan-jalan, setelah menelepon Safina tertidur.
Keesokan paginya, Safina terbangun. Safina mandi dan kemudian berias, setelah berias Safina berfikir 'kenapa kak Samudera kemarin marah, apa benar kalau kak Samudera adalah orang yang memberikan hadiah itu?'
Safina menggunakan make up dan mengoleskan lipstik di bibirnya, Safina melihat hadiah yang kemarin diberikan oleh orang yang selalu memberikan hadiah ulang tahun untuk Safina. 'Tidak mungkin jika kak Samudera yang mengirimkan hadiah, bukankah kak Sanudera membenci aku?'
Tiba-tiba ada telepon dari Rio yang membuyarkan lamunannya "iya kak, aku sudah siap."
"Ya sudah, aku berangkat ke rumah kamu sekarang, see you sayang."
"See you kak."
Safina meletakkan hadiah yang kemarin dia dapatkan di lemari khusus hadiah dari orang yang sangat rahasia. Semua hadiah pemberian dari orang misterius adalah semua hal yang disukai Safina, Safina bingung siapa orang misterius ini. Safina mengunci pintu lemari tersebut, Safina memasukkan handphone, make up ke dalam tasnya. Safina keluar dari kamar dan mengunci kamar seperti biasa, karena Safina takut kalau Safini memasukkan sesuatu kedalam kamarnya seperti saat SMP.
Safina memasukkan kunci kedalam tasnya, kemudian turun ke bawah. Safina hanya melihat Samudera yang sedang menonton televisi, Safina tidak melihat yang lainnya. Safina tidak membenci Samudera, karena Samudera tidak pernah jahat kepadanya. Safina tersenyum pada Samudera, Samudera terlihat dingin dan cuek seperti biasanya. Safina kecewa, mungkin memang bukan Samudera yang menjadi orang misterius itu. Safina terus berjalan hingga ke teras, Safina menunggu Rio hingga datang, mereka pergi ke taman dan bertemu teman-teman Safina.