"Ada apa?"
"Aku ingin besok kita bertukar peran, kamu jadi aku dan masuk dalam kelas aku. Aku akan jadi kamu," ucap Safini dengan angkuh.
"Tidak, aku tidak mau bertukar," ucap Safina dengan tegas.
Lisa menjambak rambut Safina dan mengatakan "kamu harus mau ikuti semua keinginan Safini."
"Aku ini putri mama, tapi kenapa mama jahat sekali sama aku?" Safina menangis karena merasa sakit.
"Kamu tidak perlu mengeluarkan air mata buaya seperti itu, tidak akan berpengaruh pada kami." Sofia ikut menjambak rambut Safina.
"Aku adik kak Shinta, aku juga tidak pernah berbuat salah sama kak Shinta dan mama, kenapa kalian jahat padaku?" Safina menangis menahan rasa sakit.
"Kamu harus dengarkan perkataan Safini, besok kalian harus bertukar peran. Paham kamu?" Lisa menjambak rambut Safina semakin membuat Safina kesakitan.
"Iya ma, besok aku akan bertukar peran dengan Safini sesuai keinginan mama." Safina pasrah, Lisa, Safini dan Shinta melepaskan Safina. Mereka meninggalkan Safina menangis sendirian, bibi yang melihat Safina menangis langsung memeluk Safina.
"Non Ina disakiti mereka lagi ya?"
"Bi, kenapa mereka semua jahat sama Ina, apa salah Ina bi?" Safina menangis dalam pelukan bibi.
"Sabar ya non, suatu hari nanti mereka pasti mendapatkan karma karena menyakiti non Ina. Seandainya bibi keluar lebih cepat, non Ina pasti tidak akan disakiti mereka. Maafkan bibi ya non," ucap bibi menyesal.
"Bibi tidak bersalah, bukan bibi yang menyakiti aku." Safina melepaskan pelukannya dan tersenyum.