For my twin

Widayanti
Chapter #30

Safina putus dengan Rio #30

Safina berlari mencari Rio, karena Safina terlambat datang. Safina melihat Rio sedang duduk di kursi, Safina duduk disamping Rio.

"Hai kak, maaf aku datang terlambat." Safina tersenyum, Safina duduk di samping Rio.

"Tidak apa-apa sayang, kamu kemana saja sampai terlambat?"

"Tadi Ina bangun kesiangan dan ina bantu bibi. Karena tidak melihat jam jadi terlambat," Safina berbohong.

"Ya sudah, tidak apa-apa. Happy anniversary sayang," Rio memberikan hadiah yang ada ditangannya.

"Happy anniversary, tapi ini apa kak?"

"Kamu buka," Rio tersenyum, Safina penasaran dengan isi di dalamnya. Safina terkejut melihat ada sebuah kalung dan cincin yang sangat cantik.

"Ini sebagai tanda aku ingin menikah dengan kamu," Rio berlutut dihadapan Safina dan mencium tangan Safina.

"Kak Rio bangun, duduk disamping Ina." Safina membantu Rio supaya duduk disampingnya, Safina menutup kotak hadiah tersebut.

"Maaf kak, aku tidak bisa menerima hadiah ini. Aku tidak bisa menikah dengan kakak, aku ingin kita putus." Safina memberikan kotak hadiah tersebut ke Rio.

"Tapi kenapa? Apa maksud kamu berkata seperti itu?"

"Aku tidak bisa menikah dengan kakak, besok kakak datang ke rumah jam tujuh malam. Kakak akan tahu semuanya, selamat tinggal." Safina mencium pipi Rio dan pergi meninggalkan Rio. 

Rio bingung dengan semua yang terjadi, Rio terdiam, dia tidak tahu kenapa Safina tiba-tiba seperti itu. Safina pergi ke danau favoritnya untuk menenangkan dirinya, Safina menangis.

Safina tidak ingin menyakiti hati Rio, tapi Safina harus melakukannya. Supaya Rio bisa membencinya dan melupakannya dengan mudah, Safina ingin melihat Rio bahagia dengan perempuan lain. 

Jam menunjukkan pukul lima sore, Safina pergi ke tempat bapak dan ibu. "Pak, bu." Safina tersenyum, menyapa bapak dan ibu.

"Hai non Ina, non Ina ingin makan apa, biar bapak yang buatkan."

"Terima kasih pak, Ina pesan mie ayam yang biasanya dan es jeruk ya."

"Non tunggu sini, bapak buatkan ya." Bapak membuatkan mie ayam dan minuman untuknya, Safina duduk di meja kosong. Ibu menghampiri Safina.

"Ibu senang non Ina kesini, tapi kenapa non Ina sedih."

"Tidak apa-apa bu, Ina putus dari kak Rio." Safina tersenyum.

"Kenapa non? Dia menyakiti non Ina ya?"

"Tidak bu, kak Rio terlalu baik dan sempurna untuk Ina.Ina tidak pantas bersama kak Rio," Safina tersenyum.

Lihat selengkapnya