For my twin

Widayanti
Chapter #37

Tiga tahun kematian Safina #37

"Sayang, mungkin aku akan mengambil jurusan manajemen dan meneruskan perusahaan papa. Aku tidak akan pernah mencintai perempuan lain selain kamu seumur hidup aku, aku janji."

Rio masuk ke universitas negeri Nusantara dengan jurusan manajemen, Rio menjadi mahasiswa baru yang terkenal tampan dan pintar. Rio tidak pernah tersenyum dan bahagia ketika dekat dengan perempuan, Rio hanya berusaha ramah.

Tapi dengan wajah yang terkadang terlihat dingin, banyak perempuan yang jatuh cinta pada Rio. Rio selalu menolak, karena dihati Rio selamanya terukir nama Safina. Rio hanya akan mencintai Safina, itu adalah janjinya. 

Hari ini adalah hari kelulusan Safini, takdir memberikan keadilan untuk Safina. Keluarga Safini perlahan mulai hancur disaat hari kelulusan Safini, keluarga Safini dinyatakan bangkrut karena hutang yang menumpuk dan tidak bisa membayar.

Suami Shinta yang mengetahui keluarga mertuanya bangkrut, dia membawa harta yang tersisa dan meninggalkan Shinta yang tengah mengandung.

Orang tua Safini bingung harus bagaimana, orang tua Safini di malam hari ketika hujan badai mereka pergi ke rumah keluarga Rio untuk meminta bantuan.

"Saya mohon tolong bantu Safini supaya bisa melanjutkan kuliahnya," Surya memohon dibawah kaki Dimas.

"Saya tidak akan menolong orang yang telah menyakiti menantu kesayangan saya," ucap Dimas dengan tegas.

"Dulu kami sudah memberi tahu, jangan pernah menyakiti Ina menantu kesayangan kami," ucap Dini penuh kebencian.

"Saya minta maaf jeng, saya memang ibu yang kejam. Saya mohon, bantu saya supaya bisa membuat Safini tetap kuliah." Lisa bersujud dibawah kaki Dini dan menangis.

"Kami akan berikan beasiswa, dengan syarat Safini harus berprestasi. Jika tidak maka kami tidak akan membiayai kuliahnya," ucap Dini penuh kebencian.

"Baik, terima kasih jeng. Saya akan suruh Safini untuk rajin belajar," Lisa memeluk kaki Dini dengan bahagia.

"Kalian pergi, kami tidak ingin melihat wajah kalian," ucap Dimas dengan keras, ucapan Dimas membuat orang tua Safini ketakutan dan pergi dari rumah.

Orang tua Safini kembali ke rumah kontrakan, dalam perjalanan sepeda motor yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Kecelakaan tersebut membuat Surya meninggal dunia, Lisa tidak bisa menerima kematian suaminya.

Lisa menjadi gila, Shinta yang merawat ibunya. Samudera sedang bekerja, Shinta di dorong oleh ibunya yang mengamuk hingga kepala Shinta membentur meja. 

Lisa pergi dari rumah, berjalan seperti orang gila. Samudera yang menemukan Shinta tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir di kakinya merasa khawatir, Samudera membawa Shinta ke rumah sakit. Shinta kehilangan bayinya, karena benturan dan trauma akhirnya Shinta menjadi gila. 

Shinta dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa bersama Lisa, Lisa mengamuk di jalan dan akhirnya dibawa ke rumah sakit jiwa. Samudera bekerja siang dan malam supaya Safini adiknya bisa makan dan kuliah, samudera kerja serabutan dan dia melakukan pekerjaan apapun selama itu halal. 

TIGA TAHUN KEMATIAN SAFINA

Samudera selalu memaksa Safini untuk belajar supaya tetap bisa kuliah. "Fini kamu harus rajin belajar, orang tua Rio sudah baik memberikan kamu biaya untuk kuliah." Samudera duduk dan minum air putih di tempat tidur.

"Baik dari mana, mereka tidak ikhlas. Mereka menyuruh aku belajar dan mendapatkan nilai tinggi." Safini membuang bukunya.

"Ini semua karena kamu, seharusnya kamu sadar. Kita tidak akan hidup menderita jika Ina masih hidup," Samudera marah kepada Safini, Samudera membanting pintu dan pergi dari rumah.

"Ina lagi, kenapa selalu dia." Safini menggerutu dan memukul meja dengan tangannya.

Lihat selengkapnya