For my twin

Widayanti
Chapter #40

Kehidupan Safini, tambahan

Setelah kematian kakak laki-lakinya, Safini bertahan hidup bekerja sebagai pelayan di restoran. Safini pulang dan Safini tidak sengaja ditabrak laki-laki. Safini terjatuh, laki-laki itu menolong Safini.

"Maaf ya mbak, saya tidak sengaja." Laki-laki itu tersenyum melihat kecantikan wajah Safini.

"Iya mas, tidak apa-apa." Safini tersenyum dengan ramah.

"Saya bawa ke rumah sakit ya," Laki-laki itu tersenyum.

"Tidak perlu mas, ini hanya luka kecil."

"Kalau begitu, saya antar pulang bagaimana?"

"Iya, boleh." Laki-laki itu mengantar Safini pulang.

"Tunggu sebentar ya mas, saya buatkan minum." Safini berjalan dengan pincang karena kaki kirinya terkilir.

"Tidak perlu, kamu sedang sakit. Kita mengobrol saja sebentar."

"Iya," Safini duduk disamping laki-laki itu.

"Nama kamu siapa? Namaku Anton," Anton tersenyum dan mengulurkan tangan pada Safini.

"Namaku Safini," Safini menjabat tangan Anton, mereka melepaskan tangan masing-masing.

"Kamu tinggal sendiri?" Anton bertanya dengan bingung.

"Iya, aku tinggal sendiri. Keluarga aku sudah hancur." Safini sedih dan merasa bersalah karena menjadi penyebab kehancuran keluarganya.

"Maaf, aku tidak tahu. Besok aku akan antar kamu pergi dan pulang kerja, tidak ada penolakan." Anton tersenyum.

"Terserah mas saja," Safini tersenyum.

"Kalau begitu aku pulang, besok aku jemput." Anton pergi.

"Sepertinya dia laki-laki yang baik," Safini tersenyum, tiga bulan berlalu. Anton melamar Safini di taman. Anton berlutut dan memberikan cincin pada Safini.

"Maukah kamu jadi istriku Safini? Dan kamu jadi ibu sambung Andin?" Anton tersenyum.

"Aku mau, tapi masa lalu membuat aku merasa tidak pantas untuk mas Anton." Safini ragu.

"Aku akan menerima semua masa lalu kamu." Anton memasangkan cincin pada jari Safini.

Acara pernikahan berlangsung, ayah tiri Anton terkejut melihat istri Anton adalah Safini. Safini terkejut melihat ayah tiri Anton, ibu kandung Anton menatap dengan bingung.

"Kamu kenal Safini mas?"

"Tidak, aku tidak menyangka ternyata Anton pintar memilih istri cantik seperti Safini." Heru, ayah tiri Anton tersenyum dengan niat yang buruk pada Safini.

Semua sibuk mengobrol dengan orang yang dikenal, Heru mendekati Safini yang duduk sendiri.

"Kamu ingat, apa yang sering kita lakukan." Heru tersenyum menatap Safini.

"Aku bukan pelayanmu, aku sudah berhenti enam bulan yang lalu." Safini berkata dengan tegas.

"Kalau kamu tidak melakukan perintah aku, aku akan sebarkan semua ke suamimu." Heru tersenyum dan pergi, Safini menahan amarahnya.

Safini menikah dengan duda anak satu yang memiliki pekerjaan sebagai satpam di hotel, hidup Safini dengan serba kekurangan.

Lihat selengkapnya