Demi mendengar ide Song Kang, Jae Wook dan Ji Hoon hampir merusak layar handphone di hadapan mereka karena dua bersaudara itu sontak langsung mendekatkan wajah. Song Kang memundurkan wajahnya beberapa inci dari layar.
“Apakah kalian sangat terkejut?” Seloroh Song Kang.
Jae Wook terlihat mengangguk-angguk sementara Ji Hoon terdiam sembari terus memandangi layar seolah-olah sedang memelototi Song Kang.
“Apakah kamu serius mengatakannya?” Tanya Ji Hoon akhirnya.
Song Kang mengangguk. “Aku serius. Lagipula kami berdua sudah dewasa. Tinggal berdua bukan suatu masalah. Bisa dibilang aku nanti adalah roommate-nya.”
“Hmm… iya sih, di era sekarang bukan suatu masalah pria dan wanita tinggal bersama dalam satu apartemen. Tetapi, kamu… apa yang akan kamu lakukan? Bukannya kamu baru saja melayangkan perceraian? Lalu, tinggal berdua dengan seorang wanita? Kamu tidak memikirkan sejauh itu, kan?” Ji Hoon memberondongi Song Kang dengan fakta. “Jika orang-orang mendengar akan hal ini, bisa menjadi masalah besar, skandal baru buatmu, Song Kang. Dan juga buat Mun Hee. Kamu pikir dia tidak akan menerima dampaknya?”
“Benar itu, Kang. Foto kalian berdua saja sudah tersebar… kalian yang makan mie dingin… untungnya tidak ada yang memperlihatkan wajah Mun Hee. Habislah kalau wajah dia nampak di internet. Bisa menjadi bulan-bulanan netizen.” Jae Wook menyahut. “Berita mie dingin itu saja sudah membuat orang-orang berspekulasi. Apalagi dengan Mi Young. Apa yang akan kamu lakukan padanya? Dia pasti akan menghabisimu. Belum lama keluar dari rumah, kamu sudah membuat skandal sendiri secara suka rela. Sungguh merepotkan, Kang.”
“Orang-orang sudah mengetahui bahwa foto mie dingin itu adalah aku dan teman baikku. Tidak banyak yang bisa dijadikan skandal selama Mi Young masih terus melakukan hal-hal aneh dengan media sosialnya…,” Song Kang mendesah, “lagipula, aku tidak akan pernah kembali lagi dengan Mi Young. Lalu, untuk apa aku membingungkan tentang dirinya?”
Ji Hoon terdiam sekali lagi. Bukannya dia tidak melihat bahwa Song Kang sedang berusaha untuk menjaga Mun Hee setelah mengetahui apa yang terjadi. Ia juga tahu bahwa Song Kang sekarang adalah individu bebas, bukan lagi seorang suami dari seseorang. Tidak ada salahnya ide itu dilakukan. Demi Mun Hee. Untuk masalah rumor dan skandal seperti yang mereka takutkan sepertinya Song Kang sudah lebih dari siap. Dia bahkan tidak terganggu dengan fotonya dengan Mun Hee yang tersebar di internet. Ji Hoon bisa melihat sepupunya itu sudah tidak mau ambil pusing dengan penilaian masyarakat Korea terhadap dirinya. Mungkin… hanya mungkin… Song Kang sekarang sedang menebus waktu-waktu yang ia habiskan tanpa Mun Hee… atau caranya untuk menemukan kembali ‘hidup-nya yang sempat ‘hilang’?
“Kalau Mun Hee tidak keberatan, aku tidak bisa berkata apa-apa,” kata Ji Hoon membuat adiknya dan Song Kang memandangi layar ponsel, sedikit tercenung. “Memang lebih baik untuk menemani Mun Hee. Tidak baik tinggal sendiri buatnya.”
Song Kang bersorak kecil diikuti suara seperti berkumur Jae Wook. Ji Hoon tertawa melihat kelakuan dua saudaranya yang terlihat berkebalikkan sembari berkata, “Hya, Jae Wook, kamu juga bisa tidur di apartemen Mun Hee jika ingin. Kita bertiga bisa tidur di sana jika senggang. Anggap saja Song Kang sedang memulainya untuk kita. Yah, pokoknya, kita memang harus mulai lebih memperhatikan Mun Hee. Kita harus bisa meyakinkan dirinya untuk pergi ke psikiater….” Jae Wook dan Song Kang memandang Ji Hoon sembari mengangguk dengan takzim. Melihat keduanya yang seperti robot, Ji Hoon tidak bisa menahan tawanya.
****
Song Kang teringat ketika Mun Hee menemaninya di rumahnya dulu ketika ayahnya memutuskan untuk pergi ke rumah ibu tirinya. Saat itu adalah masa-masa tersulit baginya. Dan, Mun Hee ada di sana bersama dengan dirinya. Gadis itu selalu menemaninya di saat-saat yang paling ia butuhkan. Bahkan ketika ia bercerai sekarang ini pun Song Kang hanya ingin menemui Mun Hee. Tanpa ia sadari mungkin Mun Hee sudah menjadi tempat ia mencari perlindungan dan kenyamanan dari segala masalah yang menimpanya. Seperti itulah, kali ini ia ingin menjadi tempat berlindung bagi Mun Hee.
Ia bertekad akan bertahan dengan pilihannya kali ini.
“Apa kamu sudah gila? Ingin tinggal denganku?” Mun Hee yang sedang menghitung penghasilan toserba di tengah malam membelalakkan mata mendengar suara Song Kang dari seberang telepon. “Untuk apa? Nanti akan tersebar gosip….” Keluhnya. “Tidak enak rasanya didengar dan dilihat orang.”
“Apa kamu peduli hal-hal seperti itu?” Balas Song Kang.
Mun Hee terdiam. Berpikir. Sebenarnya dia tidak begitu memedulikan perkataan orang-orang. Lagi pula, ia dan Song Kang juga bukan orang asing. Mereka berteman sudah cukup lama. Bahkan, di era sekarang pria dan wanita tinggal bersama dalam satu apartemen bukan masalah besar. Masalahnya terletak pada Song Kang yang seorang artis dan baru saja memutuskan untuk bercerai. Mun Hee bisa melihat skenario yang dramatis melebihi drama mana pun, ‘Song Kang, Aktor Papan Atas, Mantan Suami dari Aktris Mi Young, Tinggal Serumah dengan Perempuan yang Diduga Teman Lamanya’ yang tentu saja bisa mengarah pada isu perselingkuhan. Tidak ada yang lebih buruk daripada diduga sebagai pihak ketiga dari hubungan mereka. Tetapi, Mun Hee tidak bisa menolak ketika Song Kang membahas dirinya yang sudah tidak punya tempat tinggal lagi karena rumah besar miliknya telah diberikan kepada Mi Young dan juga tabungannya yang mendekati minus. Jadi, dia membutuhkan tempat tinggal. Yang terpikirkan di kepalanya adalah apartemen Mun Hee karena apartemen Ji Hoon dan Jae Wook hanya mempunyai dua kamar dan ruangan yang lain terlalu kecil karena sudah penuh dengan buku-buku Ji Hoon yang menumpuk. Alasan yang terdengar aneh bahkan bagi Mun Hee, tetapi ia tidak bisa melihat temannya kesusahan. Akhirnya ia pun menyerah.
“Baiklah. Kamu boleh tinggal di tempatku. Untuk berapa lama?” Mun Hee mematikan lampu toserba dan mengunci pintunya karena sudah jam dua pagi dan sepertinya tidak akan ada pelanggan yang mampir jadi dia memutuskan untuk pulang tidur.
“Sekarang.” Sahut seseorang dari belakang punggungnya yang menggema juga dari panggilan ponselnya. Ia menoleh mendapati Song Kang yang berdiri di trotoar depan toserba membawa sebuah koper di tangan kirinya. Song Kang mematikan panggilan teleponnya dan berjalan mendekati Mun Hee yang mematung memandanginya. “Aku tinggal di tempatmu sekarang, Mun Hee.” Tandasnya.
****