Forever Every Today

Ana Hening
Chapter #15

Menangislah, Menangislah

Ruangan dokter yang dikenalkan Song Kang pada Mun Hee ternyata beda sama sekali dengan bayangannya. Ia membayangakan ruangan yang terkesan kurang penerangan dan menyedihkan seperti yang digambarkan di dalam film maupun serial TV. Tetapi, ruangan kerja dokter Hong terlihat terlampau terang dan ceria. Hal ini tentu saja membuat Mun Hee senang karena atmosfer yang ditawarkan menjadi segar dan positif. Ada sedikit rasa nyaman di dalam dirinya. Dan, dia tidak lagi merasa begitu meragukan ide ini.

Awalnya ia tidak begitu yakin akan sanggup melakukan konsultasi seperti ini yang disarankan oleh Song Kang. Kekasih yang ia temukan dalam semalam. Mengingat bagaimana hubungan mereka berdua berprogres begitu cepat dalam semalam setelah sepuluh tahun yang lambat mau tidak mau membuat Mun Hee sedikit malu. Entah bagaimana ia merasa serba malu ketika bersangkutan dengan hubungannya dan Song Kang. Ia mendadak menjadi tidak begitu handal untuk mengatur pikiran dan perasaannya sendiri. Hanya karena Song Kang. Sehingga tidak mengherankan ketika pria itu juga berhasil membujuknya untuk berkonsultasi dengan dokter Hong. Bukannya ia menyesali apa yang mereka lakukan semalam, tetapi siapa yang bisa menolak permintaan seorang kekasih di dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk berpikir jernih atau berpikir dua kali? Bahkan kak Ji Hoon yang begitu rasional pun tidak akan sanggup berpikir sama sekali, begitu pembelaan Mun Hee, akan akhirnya ia bisa berada di ruangan ini bersama dengan dokter Hong sudah hampir lima belas menit lamanya.

“Apakah ada kenangan dari masa kanak-kanak yang selalu teringat dan bisa diceritakan?” Tanya dokter Hong setelah selesai mendengarkan cerita Mun Hee tentang neneknya dan kematiannya.

Demi mendengarkan pertanyaan dokter Hong, Mun Hee berpikir. Ia membayangkan masa kanak-kanaknya yang tidak ada begitu banyak kenangan yang bisa diceritakan. Bukan. Lebih tepatnya ia lebih banyak memilih untuk tidak mengingat. Meskipun, dewasa ini dia sering merasa menyesal karena tidak bisa mengingat tentang memori-memori yang kemungkinan membahagiakan. Hari-hari seperti menghilang. Tahun-tahun seperti mengabar. Ia tidak begitu ingat pasti apa yang ia lakukan selama tiga puluh tahun hidupnya. Bahkan, beberapa kenangan, beberapa momen, tidak bisa ia yakini sebagai sebenar-benar kenangan atau memori.

“Pernah suatu kali saya sedang sakit,” Mun Hee menjawab dengan formal seperti sebagaimana semenjak tadi dia berbicara dengan dokter Hong. “Saya masih duduk di sekolah dasar saat itu. Ayah dan ibu selalu bekerja di luar. Keduanya tidak bisa lama di rumah. Selalu saja melakukan banyak hal di luar rumah. Selalu sibuk. Suatu hari saya jatuh sakit. Tetapi, ibu harus segera berangkat ke kantor. Yang ia lakukan adalah membuka pintu kamar saya dan melempar sekarton obat sebelum pergi begitu saja. Semenjak itu, saya…,” tanpa bisa ditahan Mun Hee meneteskan air mata, “maafkan saya… saya tidak bermaksud untuk menangis…,”

“Tidak apa-apa…,” sahut dokter Hong, “menangislah, nona Mun Hee. Menangis bukanlah hal yang buruk. Ada penghiburan di tiap tetesnya. Jika ditahan bisa menyebabkan rasa sakit yang terus menumpuk. Tidak baik untuk kesehatanmu, baik fisik maupun mental. Jadi, jangan pernah menahan tangis…,” ia mengulurkan sebuah sapu tangan yang disambut oleh Mun Hee untuk mengusap airmatanya yang membasahi wajahnya.

“Semenjak itu…,” lanjut Mun Hee, “Saya tidak berani lagi sakit. Jika saya merasa sakit, saya menyembunyikannya dari ibu. Saya tidak menunjukkan bahwa saya sakit. Entah mengapa, memori ini masih teringat jelas. Pasti ada banyak kenangan lain, tetapi saya tidak pernah benar-benar bisa mengingat hal-hal yang membuat saya bahagia dengan kedua orangtua saya. Tentu saja saya merasa bersalah, kenapa saya harus merasa seperti itu…,”

“Apakah ada satu saja kejadian yang kamu kenang sebagai hal yang membuatmu bahagia? Hal yang sangat sederhana pun bisa saja…,” dokter Hong mencoba menyelidiki. Sebagai seorang dokter yang sudah berkecimpung lama di bidangnya, ia tahu bahwa setiap pasiennya pasti mempunyai satu hal, yang meskipun mungkin sederhana dan terlihat tidak krusial, sebenarnya adalah hal yang sangat berarti untuk memahami kondisi mereka yang sebenarnya. Tentang nilai kebahagiaan mereka. Bagaimana semua orang mempunyai cara berbeda-beda untuk memandang dan memaknai kebahagiaan. Tidak semua kebahagiaan berasal dari hal-hal besar atau mewah. Bisa saja kebahagiaan tercipta dari kesederhaan dan hal-hal biasa yang sering diabaikan, atau disembunyikan jauh di dalam kenangan saja.

Lihat selengkapnya