Forever Every Today

Ana Hening
Chapter #6

Berry

Mi Young berdiam diri di kamarnya. Ia memandangi lukisan di kanvas seluas dinding kamarnya. Lukisan itu sudah dia kerjakan hampir sepanjang tahun ini. Selama itu pula ia selalu menunggu Song Kang pulang ke rumah dengan keceriaannya seperti saat-saat awal pernikahan mereka. Dia tidak ingat pasti semenjak kapan Song Kang mulai berubah. Yang jelas suaminya itu tidak lagi nampak ceria ketika pulang setelah jadwal yang padat dan bertemu dengannya di rumah. Bahkan kadang mereka lebih sering bertengkar, baik ketika bertemu langsung, maupun di dalam obrolan melalui pesan di ponsel. Pertengkaran adalah hal yang sering terjadi semenjak dulu, tetapi Song Kang menjadi dingin adalah hal yang baru bagi Mi Young. Ia mencoba menemukan di mana kira-kira titik balik hubungan mereka hingga berakhir menjadi seperti sekarang ini.

Apakah karena dia kurang memberi perhatian? Dia terlalu sibuk dengan urusannya sendiri? Dia terlalu kelewatan bertindak? Mi Young pun sadar sepenuhnya bahwa kadang-kadang tindakannya tidak begitu disukai oleh Song Kang. Perempuan itu tidak pernah berniat buruk ketika melakukan sesuatu yang menurutnya akan membuat bahagia Song Kang. Tetapi, kebalikannya, seringkali Song Kang tidak menyukai apa yang Mi Young lakukan, tidak peduli setulus apa pun niat istrinya itu. Aktris berumur tiga puluh satu tahun itu teringat pada satu kejadian yang membuat mereka berdua bertengkar hebat. Pertengkaran mereka ini terjadi di awal tahun ketika Mi Young membelikan lemari pendingin dan mesin pendingin ruangan untuk ibu Song Kang.

Bukan berarti orangtua Song Kang hidup dalam kesusahan. Tetapi, Mi Young melihat lemari pendingin dan juga mesin pendingin ruangan di rumah mertuanya sudah begitu tua sehingga ia berniat untuk membelikan yang baru sehingga ketika musim panas tiba mereka tidak akan kegerahan. Ia tahu bahwa musim panas dapat berbahaya bagi para orangtua. Niat baiknya itu tidak diterima dengan baik oleh Song Kang. Suaminya sangat terkejut ketika tahu kedua orangtuanya mendapatkan kedua benda itu. Masih sangat baru dengan merk terbaik. Ia langsung memarahi Mi Young karena tidak memberitahu rencana itu terlebih dulu padanya. Song Kang seolah tidak terima jika istrinya harus mengeluarkan uang untuk rumah orangtuanya. Mi Young sedikit pun tidak memahami di mana letak kesalahan dari perbuatannya.

“Itulah yang membuat kita semakin tidak cocok,” Song Kang mendesah, menatap Mi Young tajam di meja makan malam itu. “Kenapa kamu merasa mempunyai kewajiban untuk membelikan barang-barang untuk kedua orangtuaku?”

“Aku hanya ingin membelikan mereka hadiah. Itu saja.” Ujar Mi Young, acuh.

“Kamu tidak ada kewajiban untuk membelikan mereka hadiah. Apalagi, harus menceritakannya ke semua orang seolah-olah kamu berbakti. Kamu tidak melihat aku? Kamu tidak menghargaiku. Aku bisa membelikan mereka semua itu,” Sahut Song Kang. “Jangan sesuka-suka hatimu membelikan mereka barang-barang. Orangtuaku tidak pernah merengek apa pun padamu. Bahkan, padaku saja tidak. Jangan menindas harga diri orang lain seperti itu. Kamu tidak akan mengerti apa yang aku maksudkan, jadi sebaiknya kita hentikan saja pembahasan masalah ini.”

“Apa maksudmu?” Mau tidak mau nada suara Mi Young meninggi. Ia tidak habis pikir mengapa tindakannya dinilai salah oleh Song Kang. “Jangan pergi, jelaskan padaku.” Ia memandang Song Kang yang sudah berdiri dari kursinya.

“Kamu tidak akan mengerti meskipun sudah kujelaskan. Kamu tahu kenapa? Karena kamu selalu hidup di duniamu sendiri, untuk dirimu sendiri, dalam pandanganmu sendiri. Tidak ada orang lain di sana. Jadi, percuma sekali pun kujelaskan.” Song Kang menatapnya, “Jika ada orang yang seharusnya membelikan apa-apa untuk kedua orangtuaku adalah aku. Bukan kamu. Jangan mencoba menunjukkan dirimu lebih mampu dariku. Sudah cukup kamu merendahkanku selama ini. Memang aku lebih muda darimu dan lebih junior darimu sebagai aktor, tetapi aku tidak mau sekali lagi kamu kendalikan seperti ini. Tidak semua hal dapat diukur dengan uang dan barang-barang mewah.”

“Song…,” Mi Young menatapnya tak percaya, “Kang?”

“Apa orang-orang tahu bagaimana kamu mempunyai sisi egois seperti ini? Mereka pasti tertipu dengan imej-mu yang suka berdonasi, yang nampak ramah pada siapa pun, tetapi ternyata kamu tidak lebih dari perfeksionis yang berusaha selalu mengendalikan orang-orang lain seperti hewan-hewan peliharaanmu.” Song Kang tidak berniat berhenti menyatakan fakta, dan melanjutkan, “Oh, sayangnya kamu salah, kali ini aku tidak ingin menjadi hewan peliharaanmu lagi. Kadang-kadang hewan peliharaan pun dapat menggigit tuannya.” Ia terdiam ketika Mi Young tidak bereaksi, lalu berkata lagi, “Aku ingin membawa temanku pulang ke rumah. Aku tidak ingin mengerjakan urusan rumah. Aku tidak ingin diabaikan oleh orang rumah yang terlalu sibuk sendiri. Dan, aku tidak bisa melakukan itu semua di rumah ini. Jadi, aku sebaiknya keluar dari rumah ini.” Lalu, sejak saat itu Song Kang sudah lebih jarang pulang dan memilih menginap di sebuah studio kerja miliknya yang terletak di Apgujeong setiap kali selesai syuting drama maupun acara variety.

Lamunan Mi Young buyar ketika suara sandi pintu berbunyi. Langkah seseorang terdengar. Ia tahu tanpa harus menebak. Langkah kaki itu milik Song Kang. Dia kembali dengan cepat. Apa dia akan mengemasi barangnya yang tersisa di rumah ini? Mi Young sadar bahwa jejak-jejak Song Kang lama-kelamaan sudah tidak berbekas di rumah yang mereka beli dengan penuh cinta. Bukan, lebih tepatnya, rumah ini adalah milik Song Kang. Ia membelinya ketika akan menikahi Mi Young. Dan, ironisnya, dia juga lah yang memutuskan untuk keluar dari rumahnya sendiri. Hanya karena ada Mi Young di dalamnya. Begitu mudahnya perasaan manusia berubah tanpa dapat dipahami sepenuhnya.

“Song Kang?” Mi Young berjalan keluar kamar, melongok dari pintu, dan mendapati Song Kang sedang menggendong Berry, kucingnya. “Mau kamu bawa kemana dia?” Dengan terkejut Mi Young berlari mendekati Song Kang dan berusaha merebut Berry dari gendongan suaminya tetapi ditepis pria itu. “Kamu tidak bisa membawanya. Aku sudah menganggapnya sebagai kucingku sendiri. Aku tidak akan menceraikanmu karenanya. Kamu tidak bisa mengurusnya dan bahkan lupa memberinya makan. Begitulah yang akan aku tulis di media sosialku. Semua hal yang kuanggap tidak pernah kamu lakukan.”

Song Kang menatapnya dengan malas. Ia sudah lelah harus berurusan dengan sifat kekanakkan istrinya itu. Dia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Hari ini ia harus segera keluar dari rumah ini. Apa pun yang terjadi ia pun akan membawa Berry dengannya. Meskipun dia mendapatkan kucing ini dari Mi Young, tetaplah kucing ini miliknya yang sudah menemaninya selama ini. Tidak ada Mi Young bukan masalah baginya, tetapi dia tidak akan mendapatkan hiburan di hari-harinya yang melelahkan tanpa Berry. Ia tahu Berry seratus kali lebih baik daripada Mi Young karena ia tidak akan merengek dan melakukan hal-hal bodoh yang menyebalkan.

Lihat selengkapnya