Forever Just Friends

Amanda Chrysilla
Chapter #5

Bab 4

“Bu Mita enggak masuk, Man.” Rama menghentikan langkahku tepat di depan pintu masuk kelas pada pertemuan kelima kami.

“Loh, Ram, kok enggak ngabarin di grup Line?” Aplikasi Line dan BBM adalah dua aplikasi pesan paling populer yang digunakan pada masa itu.

“Dia aja baru ngabarin aku pas sampe di sini. Enggak sempat ngabarin anak-anak lain jadinya. Tuh aku udah bikin pengumuman di Line barusan.”

Aku meraih ponsel di dalam tas tanganku dan segera membuka kunci layarnya untuk melihat pesan dari Rama. Ada. Dia mengirimkan pesan itu di saat aku sedang dalam perjalanan berangkat ke kampus.

“Emanglah Bu Mita.”

“Agak ajaib dia orangnya.”

“Itulah, padahal dia bisa ngabarin dari pagi, kenapa mendadak gitu sih pas detik-detik terakhir mau masuk kelas? Dia ke mana katanya?”

“Ada urusan keluarga.”

“Alasannya juga enggak jelas,” kataku bersungut-sungut.

“Yah, gimana lagi, kita masih mahasiswa kelas dia. Enggak mungkin ngelawan dia, kan. Namanya juga kita butuh.”

“Aku pernah dengar dari Kakak Tingkat, emang kadang ada dosen yang suka batalin jadwal pertemuan di menit-menit terakhir. Tentu aja tindakan kayak gitu ngerugiin kita sebagai mahasiswanya. Ya udahlah, dari tadi kamu nunggu depan pintu kelas, Ram?”

“Iya, udah dari tadi, siapa aja yang baru datang langsung aku kasih tau soal Bu Mita absen hari ini.”

“Oke deh, sini biar aku temanin kamu ngasih tau mereka. Enggak masalah, ‘kan?”

“Enggak masalah, Man.”

“Anak-anak yang udah kamu kasih tau pada ke mana? Pulang semua mereka?”

“Ada yang ngedumel terus balik ke parkiran, ada yang lanjut ke kantin atau duduk-duduk di pondok sana.” Rama menunjuk ke arah pondok terbuka yang berada di balik tembok ruang kelas paling ujung, ruang kelas paling ujung itu berjarak dua kelas dari ruang kelas kami. Walaupun pondoknya enggak kelihatan dari tempat kami berdiri, aku mengerti pondok mana yang dimaksud Rama.

“Palingan yang duduk-duduk di sana sama kayak aku, anak kosan. Pasti enggak tau mau ngapain di kos makanya milih nongkrong di pondok kampus dulu sebelum pulang.”

“Paham banget ya, yang anak kos.”

“Emang Rama enggak ngekos?” Aku telah mengganti panggilan ‘kamu’ dengan sebutan nama, rasanya lebih aman.

“Ngekos juga sih.”

“Yeee ... aku kira beda, dianya tinggal sama orang tua gitu. Terus Rama asalnya dari daerah mana?”

Lihat selengkapnya