Forget Me Not

Reni Haerani Supriadi
Chapter #35

Reuni Tipis-tipis

Meskipun malam pertamanya gagal, tapi tidak mengurangi kemesraan di antara mereka berdua. Brian merentangkan tangan kiri agar sang istri bisa merebahkan kepala di bahunya. Dengan begitu, dia lebih leluasa memeluk erat tubuh Brisa. 

Gadis itu terus bergerak-gerak agar bisa keluar dari kungkungan sang suami. "Mas, lepasin dulu, aku mau ke kamar mandi," rengeknya.

"Kamu udah tiga kali bolak-balik ke kamar mandi, Sayang," bantah Brian. Dia tahu itu hanya alasan Brisa untuk menghindar. Istrinya ini masih malu-malu tidur bersama dalam satu ranjang.

"Mas, please lepasin dulu pelukannya." Brisa kembali memohon.

"Nggak mau, nanti kamu kabur," ucapnya. Brian semakin mengeratkan pelukannya.

Brisa terus merengek. "Mas, ayolah, aku kebelet, nih."

Sampai kemudian Brian berkata, "Udah, tidur! Kalau kamu ngomong aja, aku akan tutup mulutmu dengan mulutku," ancamnya sembari menahan senyum.

Brisa pun terdiam, lalu buru-buru membenamkan kepalanya hingga tertutup selimut. Setelah sekian lama berlalu, dia mengira bahwa Brian sudah benar-benar tertidur. Sehingga dirinya memberanikan diri untuk menyembulkan kepala keluar dari selimut. Kemudian, secara diam-diam gadis itu memandangi wajah sang suami, mengangumi ketampanannya. 

"Kalau kamu mau lihatin wajah aku, lihat aja! Nggak usah diem-diem gitu. Aku nggak nuntut bayaran, kok," godanya dengan bibir tersenyum.

Brisa terperanjat. Wajahnya langsung merona. Dia pun kembali bersembunyi di balik selimut. Brian hanya terkekeh sambil kembali memeluknya.

Kemesraan Brian pada sang istri tidak hanya ditunjukkan saat mereka berdua saja. Pun ketika di depan banyak orang, terbukti saat keduanya berada di pesta pernikahan Biantara dengan Rania.

Ketika itu, Brisa tengah duduk mengelilingi meja bersama beberapa kerabat dari keluarga mempelai. Brian yang baru saja kembali setelah berbincang bersama kolega-koleganya, datang menghampiri. Dengan badan membungkuk, dia memeluk sang istri yang duduk di kursi membelakanginya hingga pipi mereka saling menempel. Lalu, lelaki itu pun mengecup pipi istrinya beberapa kali.

Wajah Brisa merah merona. Dia sampai memejamkan mata untuk menutupi rasa malunya. Saat itu, sepiring kecil puding yang ada di depan Brisa menarik perhatian Brian. Kemudian, tanpa mengubah posisi tubuhnya tangan kanan lelaki ini melewati wajah sang istri agar bisa memasukkan sesendok puding ke dalam mulutnya.

"Enak pudingnya, aku ambil yang baru, ya," ujarnya sembari menegakkan kembali badannya dan siap untuk melangkah.

Brisa langsung menarik lengan sang suami. "Eh, Mas, tunggu!" cegahnya seraya menengadahkan kepala ke arah belakang hingga membuat Brian kembali mengurungkan langkahnya.

Lelaki itu kembali berbalik mendekati istrinya. Membungkukkan badan agar telinganya bisa mendengar ucapan Brisa karena suasana ruangan cukup berisik oleh live music yang ditampilkan di sana.

"Mas, aku mau pas resepsi kita nanti, buket bunga pengantinnya pakai bunga forget me not seperti itu?" tunjuk Brisa pada buket bunga di kursi pelaminan Biantara dan Rania.

Brian menyipitkan mata, memperhatikan dari jauh. "Kenapa harus bunga itu?" tanyanya.

"Suka aja, maknanya dalem banget. Bunga itu lambang cinta aku buat orang-orang yang paling aku sayangi di dunia ini," ucapnya seraya mengerlingkan mata ke atas menatap wajah sang suami.

"Oh, oke. Kalau kamu mau buket bunga itu, nggak usah nunggu resepsi pernikahan. Enter pulang dari sini kita beli bunganya." 

Mata Brisa langsung berbinar. "Bener, Mas?" 

"Iya, Sayang. Apa sih, yang nggak buat kamu." ucap Brian. Dia mengelus pipi istrinya. "Sekarang, aku ambil puding dulu, ya," ucapnya yang dibalas anggukan.

Interaksi pasangan baru ini menjadi buah bibir di kalangan para tamu yang hadir.

"Eh, itu temennya Pak Bian yang waktu itu, siang-siang ke kantor, kan, ya?" tanya salah satu pegawai yang dua bulanan lalu bertemu Brian di lobi perusahaan B&A Studio Design.

"Iya, yang lo bilang, satu spesies," jawab temannya sambil terkikik.

"Iya, bener. Nggak nyangka ternyata udah punya pacar, tapi emang bukan saingan kita juga. Hahaha," sahutnya diakhiri tawa.

"Iya, mana tingkah mereka bikin baper lagi. Kayak yang sayang banget ama ceweknya."

"Itu udah bukan lagi pacar, tapi mantan ... alias udah jadi istrinya," celetuk Siwi saat melewati kumpulan karyawan yang sedang bergosip itu.

Lihat selengkapnya