Forget Me Not

Reni Haerani Supriadi
Chapter #36

Forget Me Not

Ketika perjalanan pulang mengantar ibunya, Brian melihat toko florist tidak terlalu jauh dari tempat acara. Dia jadi teringat keinginan istrinya tadi. Lelaki itu pun iseng mencari tahu arti dari bunga forget me not. Setelah googling, tenryata maknanya itu lumayan banyak. Ada satu makna yang paling menarik perhatiannya.

Bunga forget me not ungu dan biru melambangkan kenangan abadi dan kasih sayang yang bertahan melewati waktu. Saat membacanya Brian senyum-senyum sendiri hingga mengusik Bu Indira untuk bertanya.

"Baca apa sih, sampai kesenengan gitu?" 

Brian menoleh ke samping. "Ini lho, Bu, aku lagi nyari tahu makna dari bunga forget me not. Penasaran aja, kenapa Brisa begitu menyukai bunga tersebut?" jawabnya.

"Terus, apa maknanya?" Bu Indira ikut penasaran.

Brian kembali tersenyum. "Lambang dari cinta abadi katanya, Bu," jawab Brian dengan mata berbinar.

Bu Indira ikut senyum-senyum. "Masyaallah, semoga cinta kalian berdua juga abadi dunia akhirat."

Sang putra tersenyum dan mengaminkan doa ibunya. "Doain selalu, ya, Bu."

"Pastinya dong. Ibu ingin melihat Brisa melahirkan anak-anakmu yang sehat dan lucu. Ibu yakin kamu bakalan jadi ayah yang hebat," tuturnya dengan senyum lebar.

Mata Brian langsung bersinar penuh bintang saat membayangkan ucapan ibunya ini. Dia jadi tak sabar menantikan momen itu menjadi kenyataan. Namun, kala mengingat bahwa malam pertamanya saja masih tertunda, dirinya kembali mesem-mesem. Gimana ceritanya bisa cepat punya anak kalau kayak gini? batinnya.

Sesampainya di rumah, Brian mengatakan bahwa dirinya akan kembali ke hotel untuk menjemput Brisa dan Aiko. Lelaki ini juga berencana akan membeli buket bunga forget me not di tempat yang tadi dilewatinya.

Brian langsung berangkat ketika Brisa mengatakan bahwa acaranya akan selesai sekitar 30 menit lagi. Tujuannya agar saat dia tiba di sana, bersamaan dengan selesainya pertemuan mereka. Ketika di perjalanan, dia pun meminta sopir taxi yang ditumpanginya untuk mampir ke toko bunga terlebih dahulu.

Brian keluar dari toko bunga dengan hati penuh warna. Dia sudah menggenggam sebuket bunga forget me not biru untuk sang istri tercinta dan bergegas menghubungi serta menanyakan keberadaannya sekarang. 

Namun, dia tak pernah menduga kejadiannya akan seperti itu.

 "Ai, kenapa? Ada apa dengan Brisa? Ai ...!" Brian berteriak saat mendengar jeritan Aiko memanggil nama istrinya.

Brian menunggu dengan hati berdebar. Saat itu, di tempat kejadian Aiko menjerit melihat Brisa terpelanting. Pintu yang tadi tidak tertutup rapat tiba-tiba terbuka saat mobil ditabrak dari belakang dan menghantam tubuh tubuh Brisa.

Dengan tangan gemetar Aiko membuka seatbelt-nya, lalu meraih ponsel Brisa yang tadi jatuh ke kolong kursi. 

"Kak, lo di mana? Buruan ke sini, tolong Brisa!"

Aiko berkata dengan suara gemetar. Isakan halus pun mulai terdengar. Kemudian, dia membuka pintu dan berlari ke luar.

"Gue ke sana sekarang! Please Ai, tolongin Brisa, selametin istri gue!" Brian setengah berteriak memohon pada adiknya meskipun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Lihat selengkapnya