Forsook

Fei Amour
Chapter #12

Sebelas ~ Menyelidiki Asal Muasal

Dunia di mana manusia berpijak, bernapas, mencintai dan menyakiti sesamanya hanya dipisahkan setirai serat tak terkira dari dunia tempatnya berkuasa.

Semasa kecil, para tetua bangsawan akan bercerita dengan sendu dan syahdu, tentang awal mula terciptanya dunia mereka.

Pada masa itu, langit biru tertutupi arwah kelabu yang tak diterima alam bawah dan tak sirna oleh tekad hidup nan kuat. Terjadinya ledakan angka kematian memperkeruh masalah yang telah ada. Cahaya matahari tak berdaya menghalau kegelapan, dingin gelap menyelimuti bumi yang semua makhluk jaga.

Di tengah duka nan merajalela, salah satu penghuni atas yang bersinggah pun turut merasa iba. Dia berunding seperempat tahun dengan penguasa alam bawah demi sebuah rumah yang layak bagi para jiwa duniawi. Kesepakatan terjadi, cakrawala di dunia manusia tak lagi terlingkupi.

Jiwa-jiwa itu menetap di dunia yang seorang penghuni atas itu menjadi Raja. Pada masa itu, rakyat hidup dengan kemakmuran dan kedamaian. Namun mereka tidak tahu bahwa hal yang dirundingkan oleh Raja mereka setelah beberapa kali kalah dari Raja alam bawah adalah pengorbanan nyawa.

Pada musim gugur yang dingin, Raja mereka meninggal dalam usia muda, menjatuhkan ribuan berkat dan kutukan ke tanah yang mereka huni.

Penghuni atas yang mereka panggil Dewa terus menjaga berkah di sana, sementara penghuni bawah menjaga kutukan. Menjadikan perbandingan alam itu sama hitam dan putih, gelap dan cahaya.

Waktu silih berganti, Raja yang baru memiliki kutukan yang sama. Hingga pada suatu masa, peramal istana yang mendengar suara Dewa berucap bahwa keturunan Raja di masa depan tidak menjadi Raja. Kecemasan Raja pun bertambah. Dia tak masalah jika usia merenggutnya dari takhta. Tapi apa jadinya anak yang dia besarkan untuk menjadi Raja malah tak bisa berkuasa.

Sejak saat itu, para Raja tak lagi mengajari anaknya. Mereka mengadakan pertemuan hingga pertarungan untuk menemukan jiwa terkuat yang dapat menjadi Raja. Namun ayah Adry berpandangan lain. Dia yakin putranyalah yang terkuat, sehingga tak segan mengajarinya sejak kecil. Sampai di suatu masa, Adry memberitahu ayahnya apa yang dikatakan oleh Azalea, kediaman Jenderal Perang hampir ayahnya robohkan hingga rata dengan tanah.

Adry tak tahu apa alasan sang ayah waktu itu. Berapa kali pun berpikir, ia tetap bingung. Karena hal itu pula Azalea tidak keluar lagi bermain bersamanya. Karena tanpa siapa pun ketahui, Azalea yang ceria dan seenaknya, ditempa menjadi sosok Ratu nan bermartabat yang bahkan jejak kakinya tak boleh tertinggal.

Kekuatan kekuasaan berlanjut, Adry dijadikan Raja bagaimanapun syaratnya. Namun sang ayah tak tenang. Sebelum kekuasaannya benar-benar hilang, dia terlebih dahulu ingin melenyapkan beberapa bangsawan yang berkemungkinan mengkhianati Raja di masa depan.

Pembunuhan terjadi di belakang Adry, membuat ia berjalan di atas karpet merah darah menuju tampuk kekuasaan. Entah bagaimana, takdir malah menghukumnya, membuat kekasih yang dicintainya berpaling dan merenggut nyawa dengan kutukan pernikahan bagi jiwa yang mati sebelum pernikahan sakral diadakan.

Adry bahkan tidak ingat lagi bagaimana dia berakhir menikahi Clementine hanya untuk memanfaatkan kekuatan pasukan jenderal perang yang telah meninggal.

Para Dewa tampaknya masih bersikukuh untuk mempersulit kekuasaan Adry. Kedatangan jiwa manusia menjadi pertanda buruk bagi dunia itu. Cepat atau lambat, Adry terpaksa menemui manusia itu walau enggan. Dia tak ingin lagi teperdaya dan mengira Ningrum adalah Azalea hanya karena mereka memiliki sifat asli yang sama.

Suasana istana bersemi begitu hening, seakan dilingkupi kegelapan tak terlihat. Bagaimanpun, istana bersemi adalah tempat yang ditinggalkannya. Tidak ada yang peduli dengan siapapun di sana.

Saat Adry melangkah masuk, ia tercengang dengan keributan yang tengah diperbuat dua saudari bersayap, Aga dan Ega. Adry ingat mereka setia pada Azalea yang telah menyelamatkan nyawa mereka dari makhluk terkutuk.

Mereka tercengang melihat kedatangan Adry yang sendirian. Entah berapa lama mereka enggan memperlihatkan diri di hadapan Raja mereka.

“Apa yang terjadi di sini?” tanya Adry.

Ega takut, enggan menjawab. Sementara Aga yang gemetaran pun mengangkat suara.

“Yang Mulia, manusia itu terjebak di dalam ruangan itu. Kami telah berusaha membukanya, tetapi energi gelap yang mengikatnya terlalu erat. Kami tidak berdaya,” jawab Aga.

Adry berbalik, acuh tak acuh. Dia tahu kekuatan mereka memang lemah. Sejak awal dia sering memberitahu Azalea bahwa mereka tidak akan berguna baginya di masa depan.

“Satu-satunya hal yang baik dari kalian hanyalah kesetiaan. Tapi bukan berarti aku akan membantu orang yang tidak berguna.” Adry pergi, membuat kedua pelayan itu termenung.

“Raja itu masih ingin mengusir kita,” lirih Aga.

“Tidak,” sangkal Ega. “Raja itu menginginkan kematian kita. Dia tahu satu-satunya cara membuka ikatan kegelapan ini adalah kematian. Jika Putri pun telah tiada, kenapa aku harus tetap di dunia keji ini.”

Ega menghapus air matanya, sengaja menarik rantai kegelapan yang mengekang pintu dengan kedua tangan. Rantai itu putus seiring Ega yang berubah menjadi debu kebiruan.

Aga terbungkam, tak mampu bersuara saat saudarinya menghilang dalam kobar kegelapan. Dia berlari masuk, mencari keberadaan Ningrum dengan berurai air mata.

Lihat selengkapnya