Blurb
Sejak SD hingga SMK, Vara tak pernah mendapati kegagalan yang serius. Bukan karena dia terlahir sebagai seorang yang pintar. Menurut Vara setiap perjalanan mulus dalam mencapai sesuatu adalah buah dari keberuntungan yang Tuhan berikan. Dan Vara terus memegang buah keberuntungan itu hingga lulus dari SMK.
Namun namanya juga hidup. Ada masa perpindahan bak perputaran roda. Yang awalnya baik-baik saja, bisa berubah menjadi menyakitkan saat roda yang sedang berputar tertusuk batu atau paku secara terus-menerus.
Vara lulus seleksi di sebuah perguruan tinggi negeri yang ada di kotanya. Namun, kesulitan perekonomian yang mendadak dialami keluarganya, membuat Vara menghentikan langkah untuk berjalan menggapai impian.
Awalnya sulit bagi Vara menerima. Namun keikhlasan berhasil menguasai diri seiring dengan memasukkan pikiran positif dalam kepala. Vara membesarkan hati, bahwa masih ada tahun depan.
Tapi tahun depan yang diidam-idamkan, tidak terjadi sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pada akhirnya Vara patah berkali-kali, sebab kehidupan yang dijalani hanyalah sebuah fotokopi, dan dia bukanlah pengendali utama kehidupannya.