FOTOINTESA

Kuwaci
Chapter #2

FRIEND-ZONE

"Kok mahal sih, om? Gak bisa kurang? Kurang ya. Kurangin dikit aja."

"Nggak bisa!" Meta sedikit tersentak dengan bentakan si Om itu. 

"Dan gue masih dua puluh lima tahun, jangan panggil om," lanjutnya.

"Gue tujuh belas tahun, om. Beda delapan tahun. Delapan tahun," ucap Meta lembut tapi penuh penekanan di akhir kalimatnya.

Si Om mendengus kesal. "Semerdeka lo deh. Yang pasti ini kagak bisa kurang."

"Dah lah. Nggak jadi beli."

"Ya udah. Pulang sono."

"Dasar penjual kagak ada akhlak," gumam Meta. Dia keluar dengan muka kesal dan masuk ke dalam mobil. Maklum supir udah nunggu.

Fosa yang masih santai bermain game onet di ponselnya dan juga memakai headset gamingnya. Ia belum menyadari kedatangan Meta. Emang ya, kalau Fosa main onet butuh konsentrasi tinggi. Dia paling anti mendengar kata 'o o'.

Beberapa kali Meta memanggil Fosa, tapi Fosa masih asik aja main game. Mainnya mobile legend dong atau pubg, main onet kok pake headset gaming.

"SA!"

Fosa masih belum menoleh, membuat Meta geram. Meta mendekat ke arah Fosa.

BUGH~

Ponsel Fosa terjatuh, karena dia memegang jidatnya yang kena cipokan lima jari Meta.

“Apaan sih, Te? Sakit tau nggak.”

“Lo itu gue panggil berulang kali, lo nggak denger. Gue lagi kesel nih sama si om di toko itu.” Meta kembali ke posisi semula, menyandarkan punggungnya di jok mobil dan bersedekap.

Fosa mengelus rambut Meta lembut. “Pasti dia nggak mau nurunin harganya kan?”

“Hm.” Muka Meta masih di tekuk.

“Te,” panggil Fosa.

Lihat selengkapnya