Hari ini hari pertama libur sekolah. Meta dan Fosa sudah bersiap. Perlengkapan mereka sudah siap.
"Sa, sudah lengkap semua?" Fosa mengangguk. "Masukin ke mobil cepat."
"Siap, Boss."
Dengan cekatan Fosa memasukan perlengkapan yang akan mereka gunakan nanti di bagasi mobil Fosa.
Hari ini Fosa akan nge-babu. Jika dia tidak melakukan itu, Meta tidak akan mengajaknya. Jadi Fosa harus menuruti semua perintah sang komandan, Meta.
"Lebih cepat dong. Laki kok lelet," cibir Meta.
Fosa mendengus sebal. Pasalnya sejak dia datang di rumah Meta, lelaki itu terus di perintah oleh Meta.
"Gue manusia, Te. Bukan robot. Gue butuh istirahat juga," keluh Fosa. Sekarang dia duduk di kursi kemudi, siap menuju lokasi.
"Jangan ngambek dong sayang." Meta mencubit pipi Fosa pelan.
"Najes. Jijik gue, Te. Singkirin tangan lo."
Tiba-tiba Jantung Fosa berdetak kencang. "Jangan kambuh, please," batin Fosa, memegang dadanya.
Meta bingung, kenapa Fosa belum juga melajukan mobilnya. Ia menoleh melihat Fosa yang sudah pucat.
"Sa… Sa… lo kenapa, Sa?"
"Gu-gue…."
"Sa, jangan buat gue takut dong. Lo kenapa, Sa. Jawab," lirih Meta, raut wajahnya tampak begitu khawatir melihat sahabat zigotnya yang pucat dan muncul bulir keringat di keningnya.
"Gue… pen boker, Te. Gue pinjam WC lo ya."