Found And Lost

Naia Novita
Chapter #9

Gagal Melangkah

Grace turun dari motor, menyerahkan kembali helm pada Langit.

"Makasih ya, Langit, udah anter aku sampe rumah."

Langit mengangguk kecil seraya tersenyum.

"Yaudah aku masuk dulu ya, kamu hati-hati di jalan."

Saat Grace berbalik, Langit mencekal pergelangan tangannya.

"Ada apa?" tanya Grace.

Langit turun dari motornya, mata hazel hitam itu enggan terlepas dari wajah cantik Grace.

Perlahan Langit memeluk Grace begitu erat, mengusap lembut rambut hitam panjang milik Grace.

"Kamu hebat! Kuat lewatin semuanya di hari ini. Aku yakin, everything will be fine and i will always be beside you." bisik Langit dengan nada suara lembut dan penuh perasaan.

Perlahan kedua tangan Grace terulur membalas pelukan Langit. Merasakan betapa hangat dan damai dalam pelukan, seolah semua beban berat yang ditanggung seolah terasa ringan.

"Oh ya, aku lupa mau kasih tau ini ke kamu,"

Langit melepas pelukannya, mengeluarkan gantungan huruf yang sedari tadi ia simpan di saku celana.

Grace berkerut kening melihat benda tersebut. Belum paham.

"Kalo belum ingat jangan dipaksa ya. Kamu bawa pulang aja, nanti kabarin aku kalo bener-bener udah ingat."

Grace mengangguk, menuruti Langit.

Langit tersenyum seraya melambaikan tangannya, begitupun dengan Grace.

Usai masuk ke dalam rumah, Grace memutuskan untuk langsung bertemu dan berbicara pada Liana dan Arga.

"Pak, bu," Grace menyalami tangan Liana dan Arga.

"Kamu udah ketemu sama Aya? Dia baik-baik aja kan?" tanya Liana berbondong.

Grace mengangguk pelan.

"Aya baik-baik aja, bu, tapi dia masih butuh waktu untuk terima semuanya. Dan soal semalam ..." ucapan Grace tertunda sesaat. "Aya pulang lama karena dilecehkan sama preman dan hampir kehilangan nyawanya."

Mendengar hal itu membuat Liana sulit bernapas, air matanya kembali berlinang.

Arga mengusap gusar wajahnya, "Bapak sangat menyesal udah tampar Aya dan membentaknya."

Grace menatap Liana dan Arga bergantian, bersiap untuk mengungkapkan suatu hal.

"Aku juga sekalian mau bilang, kalo aku udah ingat semuanya. Tentang masa lalu rumah pohon dan orang yang nolong aku saat aku hampir ketabrak."

********

"Lo kuliah nggak? Udah dua hari lo nggak masuk, hari ini juga presentasi matkul pak Joko, lo mau nilai lo dikurangin?"

Cahaya menghela napas berat, "Iyaa gue masuk."

"Ya, lo beneran belum mau pulang?"

Cahaya menggeleng singkat.

Rosa merasa cemas dengan Cahaya . Meskipun baru mengenal saat awal masuk kuliah, tapi Rosa telah menganggap Cahaya sebagai teman baik. Begitupun sebaliknya.

"Udah yuk, berangkat nanti telat." ujar Cahaya segera berlalu pergi keluar kamar.

Rosa buru-buru mencari nomor kontak seseorang untuk dihubungi.

Usai pesan terkirim, Rosa bergegas menyusul Cahaya.

********

"Kemarin gimana?" tanya Anin.

"Yaa, gitu deh," jawab Grace tak bersemangat. "Aya belum bisa berdamai. Kemarin gue usah bujuk, tapi tetep nggak setuju dan malah jadi debat sama dia." lanjutnya.

Anin mengembus napas berat, "Gue paham si, pasti Cahaya kecewa banget, apalagi lo. Gue juga masih speechless sampe sekarang. Tapi lo hebat Grace, gue salut sama lo, lo mau berusaha kuat dan tegar hadapin semuanya."

Lihat selengkapnya