Dengan penuh gaya arogant, Tatya berjalan melewati koridordemi koridor kampus Riverdale country school. Selalu menjadi ciri khasnya dengan choker yang melilit sempurna dileher jenjangnya, jaket jeans ternama yang tak terkancing, dan tak lupa warna rambutnya yang hampir selalu berubah seminggu sekali.
'Tap tap tap!!' suara sepatu branded bermerk air Jordan yang dipakai Tatya menggema di koridor kampus yang sepi. Tentu saja sepi ia datang ke kampus sekitar satu jam sebelum masuk, tujuannya saat ini adalah roof top kampus untuk menenangkan hatinya yang mati rasa.
Sebelum pergi kerooftop, Tatya pergi untuk meletakkan dulu baju basket miliknya didalam loker. Asal tau saja, Tatya adalah kapten tim basket dikampusnya. Tak perlu lagi diragukan bagaimana caranya bermain, yang membuat para cowok bersorak melihatnya dengan keringat yang membuatnya kelihatan sangat seksi. Ia membuka lokernya, dan melihat datar isi lokernya yang terdapat beberapa telur busuk yang sudah pecah dan tepung yang sudah pasti kerjaan Jessica cs. Ia hanya berdecak lalu menelpon office boy sekolah untuk membersihkan lokernya, ia melihat datar kedalam lokernya yang mengeluarkan bau tak sedap itu.
Tatya mendengar langkah kaki menuju arahnya, ia langsung menutup telponnya secara sepihak yang membuat orang disebrang sana berdecak kesal. Setelah itu ia menutup lokernya, dan berbalik dimana ada Jessica dan budak budak bodohnya itu dibelakang Tatya.
"Hello Tatya, how are you?" Sapa Jessica tanpa rasa dosa sedikit pun diwajahnya.
"None of your business!" Desis Tatya tajam. Ia langsung berjalan meninggalkan Jessica dan teman tamannya tanpa menghiraukan tawa dari Jessica cs. Tatya menghentikan langkahnya setelah mendengar perkataan salah satu dari budak Jessica yang Tatya tak tau namanya.
"Why are you silent? You disgusting bitch!" Ia langsung berbalik arah dan berjalan kearah Jessica cs, dalam sesaat sudah banyak yang melihat atau lebih tepatnya menonton mereka namun Tatya menghiraukan orang orang itu.
Tatya menatap tajam Jessica cs, saat ia berjalan ada seseorang yang menghalangi langkah Tatya dengan rentangan tangannya. Felly, cewek itu menggelengkan kepalanya kearah Tatya mengisyaratkan agar Tatya tak menghiraukan Jessica cs.
"Why aren't you moving forward? You're afraid that all the students here know that you really are a bitch?!" Jessica kembali memanas manasi Tatya yang emosinya sudah teratur itu. Teman temannya pun tertawa meremehkan kepada Tatya sedangkan Jessica ber smirk.
"You're wrong, do I need to spread your video that is running with that old man?" Tatya tetap mempertahankan nada datarnya padahal emosinya sudah dipuncak. Benar saja jika Jessica itu adalah cewek murahan ia mau memberikan tubuhnya secara percuma pada siapapun. Tatya tau itu karna ia pernah memergoki Jessica dan seorang lelaki paruh baya masuk kedalam hotel yang saat itu ia tempati dan baru keluar saat pagi. Tatya juga pernah melihatnya jalan dengan laki-laki hidung belang beberapa kali.
Jessica menatap Tatya marah karena membalikkan perkataanya, ia berjalan marah kearah Tatya. Tatya hanya berdecak lalu memutarkan bola matanya. Apalagi yang bisa kakak kelasnya ini lakukan selain menjambak rambut, hal yang sama seperti saat Jessica menjambak rambut Tatya dulu.
Bagi Tatya Jambak jambakkan itu tidak masuk salah satu dari kategori perkelahian.
Jessica menarik rambut Tatya kuat sekali, tapi Tatya hanya diam membiarkan emosinya naik kepuncak paling tinggi dan disaat seperti itulah ia akan menyerang Jessica dengan full power.
"Stop it jess!" Semua orang mulai panik karena Tatya hanya diam dan Jessica tetap menarik rambut Tatya kuat.
"You're fucking bicth!" Kata Jessica berteriak tetap dengan posisinya menjambak Tatya.
"Take your hands off Tatya's hair, Jessica!" Teriakkan Mr. Geriz pun juga diabaikan oleh Jessica. Banyak orang yang berusaha untuk melepaskan tangan Jessica dari rambut Tatya yang sudah acak acakan, namun tidak berhasil.
"Huhhh!" Anak laki laki menyoraki mereka berdua.
"Kick now, Tatya!"
"You can do it, Tatya!" Fansnya Tatya mendukung Tatya.
"Amazing, Tatya." Kata cowok yang tampak asing ditengah tengah kerumunan itu, ia menatap kagum Tatya.
Setelah puas, akhirnya Jessica melepaskan tangannya dari rambut Tatya. Ia tertawa penuh kemenangan karena Tatya tak melawan seperti terakhir kali mereka berkelahi.
1
2
3
...
Tatya menghitung dalam hatinya. Lalu mengambil langkah mundur setelah sampai dihitungan lima. Jessica menaikkan alisnya melihat Tatya yang sepertinya mengambil ancang-ancang untuk menunjang. Ia jantungan setengah mati saat melihat Tatya menatapnya tajam dan berkata.
"You attract my attention, Jessica." Kata Tatya sebelum menerjang Jessica dengan kakinya yang diluruskan sampai Jessica terjatuh kelantai dengan hidung berdarah.
"Yes!!" Sorak riuh fans Tatya dengan gembira melihat idola mereka bangga sambil meninju kearah udara.
"Good job!!" Mereka bertepuk tangan melihat bela diri Tatya yang diatas rata rata.
Sedangkan Jessica sudah pingsan dilantai, teman temannya langsung mengerubungi Jessica dengan penuh ketakutan melihat Tatya yang menghampiri mereka.
"I watching you!" Kata Tatya yang bukan hanya sekedar ancaman, namun peringatan pada teman temannya Jessica.
"All of you leave, now!" Kata Mr. Geriz Tatya tak ketahui namanya itu pada murid murid, mereka langsung mendesah kecewa dan Langsung pergi kekelas masing masing, ada juga yang pergi ke kantin.
Felly menghampiri Tatya uang sedang memegangi rambutnya yang rontok. Tatya melihat teman sebangkunya itu sambil menarik nafasnya panjang.
"Lo mau ikut dibully sama Jessica cs?" Tanya Tatya datar, sebenarnya Felly itu bukanlah teman dekat Tatya. Ia hanya teman yang pernah beberapa kali sekelompok dengan Tatya. Felly menarik bibirnya sebelah dan itu bukanlah sebuah senyuman.
"Gue khawatir sama Lo tat!" Kata Felly membentak Tatya, Felly adalah murid cupu yang memakai kacamata. Ia selalu saja membuat Tatya kesal karna selalu memperhatikan Tatya. Bukan karena gayanya yang cupu yang menjadi alasan Tatya tak mau berteman dengan Felly, namun Tatya tak mau Felly diganggu oleh Jessica cs. Tatya juga tak mau memiliki teman dekat karna perhatiannya akan terbagi, yang seharusnya untuk dirinya sendiri akan terbagi untuk orang yang dekat dengannya.
Dan Tatya tak mau membuat luka, sudah pasti didalam sebuah hubungan itu akan ada titik lemah yang membuat salah satunya terluka. Tatya menatap benci pada Felly karena sekarang Felly sudah mulai berani untuk menghawatirkan tatya.