Tatya mengendarai mobil nya menuju sebuah club, setelah selesai memarkirkan mobilnya, ia berjalan kearah pintu masuk yang ada disisi kiri club. Tulisan 'Hell-o club' lah yang pertama kali menyambut nya.
Disinilah Tatya sekarang, club yang jauh dari rumahnya dan duduk dimeja bartender. Ia memesan minuman favoritnya segelas black Russian dengan kadar alkohol rendah, ia tak mau ambil resiko menyetir mobil kerumahnya dengan kesadaran rendah dan berakibat mati.
Dari tadi ada saja penghuni club yang baru yang menatap Tatya dengan penuh nafsu, namun Tatya balas menatap tajam. Ia sudah terbiasa duduk diclub ini dan banyak yang sudah mengenalnya, mereka tau Tatya bukankah gadis murahan bahkan Tatya tak segan-segan untuk memukul orang yang mengganggunya seperti beberapa Minggu yang lalu dan Tatya memenangkan perkelahian itu.
"Satu gelas lagi." Kata Tatya meminta minumannya ditambah . Pelayan itu langsung mengisi gelas Tatya dengan black Russian. Tatya menghabiskan minumannya lalu meletakkan tiga lembar uang 30 pound untuk tiga gelas black Russian yang diminumnya. Tatya hendak beranjak dari bangkunya, sebelum ia melihat seseorang yang tampak familiar baginya. Tatya berjalan kearah dua orang yang tampak bertengkar, ia makin penasaran dengan cewek yang sedang menangis dilantai dan juga seorang cowok yang membentak cewek itu. Ia Felly, iya bener tak salah lagi cewek yang ada dilantai itu adalah Felly. Tatya buru buru melewati kerumunan orang orang yang sedang menari dilantai dansa.
Plak!!
Sekarang dengan segala amarah, cowok itu menampar Felly dengan kuat yang membuat sudut bibir Felly menggeluarkan darah. Dia membentak Felly sampai Felly menutup kupingnya karna cowok itu berteriak tepat ditelinga Felly dengan suaranya yang kuat.
Bruk!!
"Bang**t!" Tubuh cowok yang setengah mabuk itu tercampak karna tunjangan kaki Tatya yang mengenai punggungnya sangat kuat. Tatya menatap tajam laki laki itu, Felly berdiri dan menarik tangan Tatya. Tatya meneliti wajah Felly yang memerah melihat luka apa saja yang ada diwajah cewek polos itu. Ia kembali melihat cowok yang ia tunjang tadi dan menarik kerah baju cowok itu kasar, Tatya melihat wajahnya.
Cowok yang tidak Tatya ketahui namanya itu seperti berumur sama seperti Tatya dan Felly. Ia juga merasa cowok itu bukanlah orang asli Inggris, wajahnya seperti asal Indonesia dan satu lagi yang aneh Tatya tak merasa asing dengan cowok didepannya itu seperti pernah bertemu. Sudahlah yang penting baginya adalah Felly, cewek polos dan cupu yang ingin menjadi teman baginya sendiri.
"Apa?" Tanya cowok itu kepada Tatya dengan smirknya. Tatya sedikit terkejut karena cowok itu benar adalah orang Indonesia, barusan saja ia bertanya dengan bahasa Indonesia pada Tatya.
"Nothing." Jawab Tatya dengan bahasa Inggris.
"I know who are you." Ia berkata misterius sambil menatap kedalam mata Tatya yang tak menampakkan keterkejutannya.
"Tat, udah ayo pergi." Bujuk Felly pada Tatya agar mereka tak kembali berdebat sampai membuat keduanya emosi.
"Diam!" Felly terkejut dengan bentakan Tatya padanya. Sekarang mereka bertiga sudah menjadi pusat perhatian, namun tidak ada yang berani untuk melerai Tatya dan cowok yang sedang berkelahi itu. Bukannya tidak berani namun prinsip orang orang diclub itu adalah 'selagi tak mengganggumu, biarkan saja apapun yang terjadi.' Cowok itu mengelap hidungnya yang meneteskan darah kental.
"Aku akan datang lain waktu, Felly." Katanya lalu bangkit dan pergi keluar club itu.
"Siapa dia?" Tatya mengatur nafasnya dan kembali dengan nada datarnya yang biasa. Felly diam tak bergeming, Tatya menatap lurus kedalam mata Felly.
"Terserah kalo lo gak mau jawab. Ayo pulang!" Kata Tatya menarik paksa tangan Felly keluar dari club itu. Mereka berjalan keluar club tepatnya kearah dimana mobil Tatya diparkirkan. Tepat didepan pintu club Felly menarik tangannya dari tangan Tatya.
"Gue gak mau pulang," Kata Felly dengan mata yang berkaca kaca, Tatya menatap heran temannya itu.
"Gue takut nanti mama marah."
"Marah kenapa?" Bahu Felly naik turun dan suaranya mulai bergetar, cewek berkacamata itu menundukkan kepalanya menatap tali sepatunya. Apakah ia harus menceritakan masalahnya pada Tatya mengingat sifat cuek Tatya.
"Gak usah nangis disini, nanti dikira gue nyulik lo lagi." Kata Tatya menarik Felly lembut dan memasuki mobilnya. Ia menjalankan mobilnya ketaman disekitar club itu.
Dua orang cewek itu duduk disalah satu bangku taman, mereka menatap kosong dengan apa yang ada didepan mereka.
"Gue dijual sama mama gue. Cowok yang tadi itu pembeli dan bayar gue mahal sama mama. Huaa!!" Felly menangis sekeras-kerasnya dan Tatya memeluk Felly yang terisak isak didalam pelukan Tatya.
"Gue hiks takut mama bakal marah dan usir gue tat. Huaa!!"
Adunya lagi pada Tatya, Tatya merasa iba pada Felly kenapa mama Felly begitu tega menjualnya pada lelaki itu. Apa masih jaman yang namanya mamak tiri seperti yang di sinetron sinetron itu?
"Sebenarnya mama kayak gini, karna gue anak tiri. Huaa!!"
"What next?" Tanya Tatya ingin mengetahui tindakan Felly selanjutnya, cewek yang sekarang menangis didalam pelukan Tatya menggelengkan kepalanya pelan.
"Gue temenin Lo kerumah ya, gue takut mama Lo akan kasar sama Lo." Usul Tatya disambut anggukan kepala Felly dan mereka tersenyum yang masing masing memiliki arti tersendiri.
* * *