Fragile Heart

Angela Nathania Santoso
Chapter #3

Bab 2

Seorang laki-laki sedang menunggu temannya di lobi sebuah gedung yang tinggi menjulang. Ia duduk di salah satu kursi pengunjung untuk customer service, karena kursi itu pun masih kosong.  Gedung tersebut terletak di pinggiran jalanan Jakarta yang cukup ramai. Gedung tersebut adalah milik sebuah bank ternama di Indonesia, yang memiliki sepuluh lantai, dan bagian luarnya terbuat dari kaca. Yap, tebakan kalian semua benar. Ini adalah gedung yang sama, yang menjadi tempat kerja Alena.

Laki-laki tersebut sudah membuat janji dengan temannya untuk menunggui dia datang ke kantor, baru naik ke lantai tempat mereka bekerja. Sudah sekitar lima menit menunggu, namun belum tampak juga batang hidung orang yang ditunggunya.

“Si kebo satu ini ke mana sih? Disuruh bangunin, ditelpon berkali-kali aja ga bangun. Kenapa juga gue mau disuruh nungguin dia dateng,” laki-laki tersebut mengeluh kepada dirinya sendiri, mengapa mau disuruh menunggu orang itu.

Dia mulai gusar, karena sepuluh menit lagi sudah masuk jam kerja. Kalau seperti ini, dia yang tadinya tidak datang terlambat, kan jadi terlambat gara-gara menunggu temannya tersebut. baginya, ia bukan tipe jam karet. Ia adalah orang yang tepat waktu. Ditambah lagi, dengan waktu yang sudah mepet, lift akan cukup penuh. Terkadang mereka harus berebut untuk masuk lift, karena semua terburu-buru, takut terlambat.

Semua kegusaran itu akhirnya usai. Laki-laki yang yang ditunggu berlari ke arahnya. Laki-laki tersebut hanya dapat meringis, menunjukkan giginya, meminta maaf untuk keterlambatannya. “Maaf bro. Gue tadi kena macet,” ujar laki-laki itu meminta maaf.

“Macet apanya? Lo kan biasanya juga berangkat jalan kaki. Abis ngapain lo semalem? Ditelpon berulang kali kagak bangun” laki-laki yang sudah menunggu cukup lama hanya dapat mengomel.

“Ya, maaf, Than. Gue kebangun gara-gara tetagga kosan gue berisik banget. Eh, pas gue liat, udah jam tujuh,” jelas laki-laki yang terlambat tersebut menjelaskan.

“Ngejawab pertanyaan lo, semalem gue habis nyelesaiin nonton series,” laki-laki itu hanya bisa beralasan. Memang benar, dia tidur jam 12 semalam, karena menyelesaikan series yang dia sedang ikuti.

“Keasyikan nonton series sampe ga kenal waktu. Parah lo,” ujar laki-laki yang dipanggil ‘Than’ bergurau. Seperti yang kalian tebak, yap, dia adalah Nathan.

“Lain kali, tiada ampun bagimu ya, Zal,” Nathan menambahkan. Laki-laki yang terlambat itu bernama Rizal, teman baik Nathan.

Nathan bekerja di bank tersebut di bagian accounting. Sudah satu tahun dia bekerja di bank tersebut. Di Senin pagi ini, ia tampil dengan sangat rapi. Kemeja biru tua, celana panjang kain hitam, dan sepatu hitamnya, membuat penampilannya semakin menawan. Secara tampang, Nathan bisa dibilang cukup tampan. Dengan wajah yang agak indo (karena punya keturunan Jerman dari kakeknya), tak heran jika dia menjadi dambaan banyak perempuan di bank tersebut. Setiap kali Nathan lewat, banyak pasang mata perempuan yang mengarahkan pandangannya kepada Nathan.

Lihat selengkapnya