Waktu menunjukkan pukul 16.50. Sepuluh menit lagi, waktu bekerja sudah usai. Alena sudah menyelesaikan semua pekerjaannya di hari itu. Ia membuka beberapa berkas sejenak, dan meneliti kembali pekerjaannya. Hal ini biasa dilakukan Alena agar tidak ada yang terlewat, atau bisa segera dikoreksi jika ada yang salah. Setelah meneliti sekali lagi, Alena sudah cukup puas dengan pekerjaannya, dan ia membereskan semua berkas tersebut.
Alena menumpuk semua berkas yang dikerjakannya hari ini di atas mejanya. Ia juga tidak lupa mematikan komputernya, sambil membereskan segala barang pribadinya. Setelah mejanya cukup rapi, ia mengecek telepon genggamnya. Ada satu pesan dari Rizal, yang baru saja masuk. Alena dan Rizal sudah bertukar nomor, semenjak mereka sering makan siang bersama.
Len, lo udah pulang? Pesan singkat dari Rizal, yang membuat Alena cukup heran. Selama ini, Rizal tidak pernah menanyakan hal seperti ini kepada Alena. Beberapa kali mereka mengobrol lewat chat adalah untuk saling membicarakan pekerjaan, atau melempar beberapa jokes receh.
Gue baru mau balik sih. Ada apa, Zal? Alena segera membalas pesan tersebut. ia melirik kepada waktu yang ada di telepon genggamnya, dan waktu sudah menunjukkan pukul 17.02. Memang sudah waktunya untuk dia bisa pulang, sudah lewat jam kerja, dan segala pekerjaan sudah diselesaikannya.
Alena mengecek ponselnya sebentar. Chat tersebut sudah dibaca oleh Rizal, tetapi belum dibalas. Alena hanya berpikir, mungkin dia hanya ingin sekadar menanyakan saja, tanpa ada maksud apa-apa. Alena segera memasukkan ponselnya, dan merapikan tasnya. Ia sudah bersiap untuk pulang.
Alena yang baru hendak keluar dari kubikelnya, melihat ada seseorang datang dari arah pintu masuk ruang HRD. Orang tersebut adalah yang baru saja mengirimnya pesan, yaitu Rizal. Baru kali ini Rizal datang ke ruang HRD.
Alena melihat Rizal menanyakan sesuatu kepada karyawan HRD yang hendak keluar dari ruangan. Alena yang melihat hal itu, segera keluar dari kubikelnya, dan menghampiri Rizal.
“Zal? Ngapain lo di sini?” Alena bertanya kepada Rizal setelah berdiri di dekatnya.
Staf HRD yang baru saja ditanya Rizal segera pamit kepada Alena dan Rizal, setelah Alena menghampiri Rizal. Alena mengucapkan salam dan berterima kasih kepada temannya tersebut. Rizal yang di sampingnya juga hanya mengangguk dan berterima kasih.
“Gue nyariin lo, Len,” ujar Rizal menjawab pertanyaan Alena. Mungkin merupakan sesuatu hal yang janggal, ketika Rizal tiba-tiba mencari Alena, bahkan sampai ke ruangannya.
“Ada apa? Kok sampe cari gue di ruangan gue?” Alena merasa bahwa ada sesuatu yang mungkin mendesak bagi Rizal, sehingga perlu untuk sampai datang ke ruangan Alena.
“Mmmm… Lo habis ini free ga? Maksud gue, lo ada janji atau mau buru-buru balik gitu?” Rizal mencoba memastikan terelebih dahulu.
“Gue free sih abis ini. Kenapa, Zal?” Alena kembali mempertanyakan hal tersebut.
“Gue… Gue ada perlu ngomong sesuatu sama lo,” Rizal menyampaikan maksudnya mencari Alena. “Tapi jangan di sini.” Rizal tidak ingin pembicaraan mereka menarik perhatian orang lain. Biar mereka berdua saja yang mengetahui mengenai hal ini. Rizal tentu saja masih bimbang, antara harus memberi tahu Alena mengenai keadaan Nathan sekarang atau tidak. Namun, mungkin dari Alena lah, dia bisa memperoleh jawaban, atau justru membuat Alena merasakan hal yang sama dengannya.
“Oke, Zal. Mmm.. Café seberang kantor, gimana?” Alena mencoba memberikan masukan. Ia sendiri bingung, mengapa Rizal tiba-tiba mengajak untuk membahas sesuatu di luar kantor.
“Boleh. Lo udah kelar?” Rizal memastikan kembali.
“Udah kok.”
Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan HRD, sambil membicarakan mengenai pekerjaan mereka. Rizal masih belum mau untuk membahas permasalahan Nathan sama sekali. Ia harus menahan rasa penasarannya, sampai tiba waktunya nanti. Rizal tentu saja khawatir akan Nathan, karena tidak pernah Nathan sampai seperti ini. Justru yang lebih sering curhat masalah adalah dirinya, bukan Nathan.
Kehadiran Rizal yang tiba-tiba di ruangan HRD mengundang tanya banyak orang. Tanpa Alena dan Rizal sadari, semua pasang mata yang ada di ruang HRD melihat kepada peristiwa langka yang terjadi di depan mereka. Alena, yang biasanya pulang sendiri, hari ini ada yang mencarinya, bahkan pulang bersama. Tanda tanya besar muncul di semua benak orang yang melihat kejadian tersebut. Siapakah orang tersebut? Ada hubungan apa di antara mereka?