Fraud, Unleash The Truth

Gilang Riyadi
Chapter #19

Orang Ketiga

Arin memutar botol plastik di tengah perkumpulan orang ini. Bagian tutupnya mengarah ke Mufti yang berarti laki-laki itu harus menjawab satu pertanyaan dari Arin. Jika tidak bersedia, maka minuman kemasan berbahan dasar susu berasa buah itu terpaksa harus diminumnya.

“Aku tanya apa, ya?” tanya Arin pura-pura bingung. “Gini, deh. Gimana awal mula kalian bisa jadian? Coba ceritain, dong.”

Mufti menatap Filia sekilas, lalu tertawa bersama. Sepertinya ada banyak cerita dari keduanya yang belum rekan-rekannya tahu. Dipikir-pikir daripada harus meminum sesuatu yang tak disukainya, lebih baik menjawab pertanyaan ini sekaligus membagikan momen bucin mereka berdua pada yang lain.

“Oke, gampang. Gue akan jawab pastinya,” jawab Mufti yang mendapat respons heboh dari teman-temannya.

Cerita dimulai. Karena pertanyaan hanya berfokus pada proses mereka jadian, maka bagian tahap perkenalan sengaja dilewatkan Mufti. Semua bermula saat masa-masa pendekatan mereka sebagai pencinta musik Korea Selatan, apalagi keduanya sama-sama mengidolakan girlband Le Sserafim.

Saat itu Mufti masih berada di cabang Jatinangor dan rela pergi ke Bandung yang jaraknya sekitar satu jam hanya untuk bertemu dengan Filia. Ia selalu mencari kesempatan ketika keduanya sama-sama punya waktu kosong. Mereka lebih sering bertemu dalam event K-POP ataupun latihan dance cover yang biasa dilakukan Filia seminggu sekali di Cihampelas Walk. Jika kedua kegiatan itu selesai, maka mereka meluangkan waktu berduaan meski hanya sebentar. Kadang nonton, nongkrong di kafe membicarakan kehidupan, atau mencari kuliner unik di pinggir jalan.

Mufti ingat hari itu akhir pekan yang jadi waktu cutinya untuk sengaja datang ke Bandung. Kali ini bukan untuk menghadiri acara K-POP, tapi dalam rangka menghabiskan waktu seharian dengan perempuan yang sedang dekat dengannya beberapa bulan ke belakang. Dengan outfit yang sama-sama mengenakan atasan putih, keduanya membuat agenda untuk nonton bioskop, bersantai di kafe kekinian, hingga karaoke di kawasan mal 23 Paskal Hypersquare.

 “Bagian mananya jadiannya, sih?” tanya Rafli mengeluh karena merasa cerita Mufti terlalu berbelit.

Maka Mufti mempercepat cerita. Sore itu ketika menyelesaikan dua dari tiga agendanya, Mufti dan Filia akan mengakhiri kencan mereka dengan berkaraoke dengan durasi dua jam. Tentu saja playlist yang diputar kebanyakan adalah lagu-lagu K-POP andalan mereka.

Di ruangan gelap dengan musik yang keras itu keduanya sama-sama bernyanyi sekencang mungkin meski tidak memiliki suara yang bagus. Bahkan Mufti semangat menirukan gerakan dance dari MV yang diputar pada layar. Mereka menikmati waktu berduaan, sampai tak menyadari bahwa sebenarnya salah satunya telah memiliki kekasih.

Saking semangatnya melakukan tarian, tanpa sengaja kaki Mufti tersandung, membuatnya jatuh dan menimpa Filia yang sedang duduk. Jarak mereka sangat dekat dengan mata yang saling menatap, juga debar jantung yang semakin terdengar kencang.

“Ma-maaf,” ucap Mufti pelan yang mungkin tak terdengar karena lagu masih berputar.

Pada posisi serba tanggung yang belum berubah itu, ada godaan agar Mufti bisa lebih mendekatkan diri. Ia memajukan wajahnya hingga menyentuh bibir Filia yang menjadikan momen itu sebagai ciuman pertama untuk keduanya.

“Woy! Gila lo ciuman gelap-gelapan.” Rafli tak bisa menahan diri karena terkejut mendengar Mufti yang bisa seberani itu.

“Tapi, itu seriusan, Fil?” tanya Arin penasaran.

“Iya, sih. Memang begitu ceritanya,” jawabnya pelan malu-malu.

Cerita belum selesai. Mufti yang kala itu sadar bahwa tindakannya sudah terlalu jauh, segera berdiri dan menjauh dari tempat Filia duduk. Ia kembali meminta maaf karena kurang ajar telah mendaratkan bibirnya tanpa persetujuan.

Tapi, hal di luar dugaan justru terjadi tak kalah mengagetkan. Filia bangkit, menyamakan posisinya berdiri di hadapan Mufti meski tinggi mereka jelas berbeda. Perempuan itu berjinjit, mengarahkan wajahnya ke wajah Mufti untuk membalas ciuman tadi yang tak tuntas. Jelas Mufti kaget, tapi ia mencoba mengikuti alur dengan membalas ciuman itu hingga bibir keduanya menyatu lembut dalam beberapa detik ke depan.

“Aku suka kamu, Mu,” kata Filia setelah melepaskan bibirnya.

Lihat selengkapnya