Fraud, Unleash The Truth

Gilang Riyadi
Chapter #23

Another Bad Luck

Kegiatan malam itu diisi Mufti dengan menonton drama Korea di salah satu layanan streaming online lewat laptopnya. Kegiatan pekerjaan seharian ini membuat dirinya lelah, maka menonton seperti ini menjadi jalan pintasnya untuk sedikit menyegarkan pikiran.

Ada kisah soal perselingkuhan ternyata di dalam drama yang sedang ditonton. Sial, apakah mereka ini bisa membaca isi hidup Mufti sehingga menayangkan sesuatu yang sangat melekat dengan hidupnya? Ia jadi kehilangan selera menonton dan lebih memilih membuka Youtube untuk melihat kembali music video dari girlband kesukaanya, Le Sserafirm.

Di jeda kesenangannya menonton Youtube, pikiran soal Filia sekilas hadir tanpa diundang. Ya wajar saja sebenarnya karena berkat musik K-POP inilah keduanya bisa saling kenal, bahkan sampai menjalani hubungan gelap. Kini setelah keduanya sepakat untuk break dalam waktu yang tak ditentukan, mereka mulai membiasakan diri untuk tidak saling kirim kabar kecuali ada hal yang penting.

“Permisi!”

Seseorang mengetuk pintu kamarnya yang membuat Mufti terpaksa menjeda apa yang sedang ia tonton. Entah siapa yang datang di jam 8 malam seperti ini. Mungkin Bapak pemilik kos, atau teman kosannnya sendiri yang kebetulan membutuhkan sesuatu.

“Mas Mufti, ya?” tanya orang dibalik pintunya, ternyata seorang ojek online yang masih mengenakan jaket dan helm hijau yang jadi ciri khas perusahaan penyedia jasa layanan itu.

“Iya, Pak. Kenapa, ya?” tanya Mufti bingung karena ia merasa tak memesan layanan apapun malam ini.

“Ini pesanan nasi gorengnya,” jawab ojek online itu hendak memberikan sesuatu yang ada dalam kantong plastik.

“Salah orang nggak, ya? Saya nggak pesen apa-apa soalnya, Pak.”

Ojek online itu mengecek kembali ponselnya untuk memastikan. Mulai dari nama penerima hingga alamat lengkap beserta nomor kamar. Ternyata memang tidak salah karena sejak awal pesanan itu ditujukan untuk Mufti, bukan orang lain. Meski ragu karena tak tahu siapa yang sebenarnya memesan, Mufti menerima pesanan makanan itu agar tidak merepotkan bapak ini yang sudah jauh-jauh mengantar.

“Makasih ya, Pak,” kata Mufti mengakhiri.

Waktu awal-awal melakukan pendekatan dengan Filia, gadis itu memang pernah juga mengirimi Mufti makanan seperti ini lewat jasa layanan pihak ketiga. Tapi, Filia selalu bilang lebih dulu untuk memastikan Mufti ada di tempat. Sedangkan malam ini tidak ada pesan atau kabar dari siapapun yang memang mengaku secara langsung telah mengirimkan sesuatu.

Dipikir-pikir daripada tak termakan, Mufti langsung saja mengambil piring dan sendok untuk menikmati nasi goreng yang tercium enak ini. Sebagai anak kosan yang kebetulan juga belum makan malam, kesempatan seperti ini tak boleh dilewatkan.

Setelah setidaknya menghabiskan beberapa sendok, Mufti baru sadar ada hal aneh dalam nasi goreng ini. Sesuatu yang kenyal digigitnya dan terasa sangat aneh ketika mengecapnya di lidah. Ia sedikit mengacak-acak nasi goreng yang masih banyak itu dan menemukan beberapa udang dan cumi dalam potongan kecil.

Mufti alergi seafood seperti yang ada dalam makanannya ini. Dan jika memaksakan diri menyantapnya tanpa minum obat dulu, sesuatu yang fatal akan terjadi tidak lama lagi.

Ia jelas panik, menuju arah kamar mandi untuk mengeluarkan apa yang baru masuk ke perutnya barusan. Tidak berhasil. Mufti tidak bisa muntah sama sekali. Maka ia mencoba cara lain untuk minum air mineral sebanyak-banyaknya.

Fuck. Siapa yang ngirim gue makanan kayak gini?” tanya Mufti uring-uringan di kamarnya sendiri tanpa bisa menemukan jawabannya.

Lihat selengkapnya