Hampir 13 tahun sudah aku dan Alvano bersama. Semenjak Alvano menjadi tetangga ku Alvano lah orang yang selalu aku repot kan dengan segala urusan ku dan untungnya Alvano nggak merasa direpotkan oleh ku. Sahabat yang selalu setia menemani dan menolong ku.
Usai latihan karate
📞"Van, jemput aku dong!" Aku yang baru saja selesai latihan.
📞"Iya, tunggu didepan." Alvano langsung mematikan ponselnya.
Biasanya sambil menunggu jemputan Alvano, aku akan mampir dulu sebentar ke Warung membeli minuman.
"Rena, kamu pulangnya sama siapa?" Tanya K' Ady, salah satu Kenshusei din tempat ku latihan yang juga sedang membeli minuman di warung itu juga.
"Aku dijemput kak," jawabku langsung
"Ok, kalau gitu hati-hati. Kak ke atas dulu mau latihan." Kak Adi berjalan meninggalkan aku yang masih berdiri menunggu kedatangan Alvano.
Tak lama kemudian, Vano pun datang. Tak menunggu lama saat Vano memarkirkan kendaraannya aku pun langsung menaikinya.
"Van, cepat bangat lu?" Karena baru beberapa menit sejak aku telpon
Alvano sudah datang.
"Cepat salah, lama salah... Aneh deh kamu," protes Alvano.
"Bukan gitu," ucapku tenang
"Iya tadi kebetulan aku di rumah teman, dekat sini." Alvano Menjelaskan secara detail agar aku tak bertanya lagi.
"Iya. Van, kamu sibuk nggak? Aku ke rumah ya"
"Tumben, lu tanya sibuk atau tidak, biasanya kamu datang saja. Van... Tolong ini... Van tolong ini, " ejek Vano yang tahu kebiasaan buruk Aku. Aku pun membalasnya dengan senyuman karena memang itu kebiasaan ku.
"Iya, tapi sebentar aku ke rumah ya?" mengulang pertanyaan yang belum di jawab.
"Iyaa... Pasti ada tugas lagi ya?"
"Iya, tugas menggambar teknik. Bantu aku." Aku yang masih memohon agar Vano, dapat membantu ku menggambar dena rumah, tugas kedua yang diberikan Ibu Mika yang harus dikumpulkan 2 minggu lagi.
Alvano adalah kakak semesterku dan kebetulan kita memilih jurusan yang sama yaitu jurusan arsitek. Dari jaman sekolah aku selalu memilih jurusan yang sama dengan yang diambil Alvano meski kita beda angkatan karena menurutku jika aku pilih jurusan yang sama dengannya maka aku bisa meminta bantuannya sama seperti saat ini. Meski Alvano sudah mengajari ku menggambar, tapi tetap saja aku akan selalu meminta bantuannya lagi. Alvano adalah sosok yang selalu ada untukku dengan setiap tingkah aneh ku dan yang selalu sabar menghadapi aku.
Karena keasikan ngobrol dalam perjalan sampai-sampai kami tak menyadari kalau sudah lewat dari depan rumah.
"Makasih," ucapku pendek, sambil lambaikan tangan
Tak menunggu lama, Alvano pun langsung beranjak menuju garasi rumahnya memarkir kendaraannya.
**********
"Selamat sore," sapa ku yang langsung masuk karena pintu rumah sudah terbuka.
"Selamat sore," balas ibu yang tampaknya ingin pergi lagi
"Ibu mau keluar?" tanyaku sedikit penasaran dan tak rela ditinggal sendiri di rumah
"Iya, ibu ada rapat. Pulangnya agak kemalaman, tadi ibu sudah siapkan makanan di meja. Kamu makan ya. Ibu berangkat dulu, oh iya, ayah kamu juga sepertinya pulang malam jadi jangan tunggu kami. Ibu sudah punya kunci seretnya." Selesai menjelaskan panjang lebar ibu pun langsung berangkat ke kantor.
Tak menunggu lama setelah ibu pergi, aku langsung mengunci pintu dan menuju kamar, lalu membersihkan diri.
Selesai membersihkan diri, tak menunggu lama aku langsung mengambil salinan gambar denah rumah dan langsung berangkat ke rumah Alvano.