Friend'Sick

arsyanisaa
Chapter #15

15. Rahasia Anita

Jam sekolah hari ini masih cukup berjalan lancar. Namun, hanya bertahan di jam pertama dan kedua. Sehabis istirahat, tampak para guru masih belum mengisi kelas mereka masing-masing. Hingga mereka pun diizinkan untuk pulang lebih awal lagi. Bahkan, esok pun dinyatakan untuk libur.


Kebetulan pula di jam kedua ini jadwal kelas Arga adalah olahraga, dikarenakan langsung dipulangkan maka hampir sekelas pun tak mengganti pakaian mereka termasuk Arga sendiri.


Jadwal pulang lebih awal ini, sudah tentu mengundang kebahagiaan di antara para murid, di tengah kacaunya situasi sekolah.


Arga yang tak ada kegiatan hari ini dan malas untuk pulang lebih dulu pun memutuskan untuk ke atap. Lagi pula ia tak seperti teman-temannya, yang memanfaatkan jam pulang lebih awal seperti ini untuk jalan-jalan atau nongkrong.


"When the sharpest words wanna cut me down."


Telinga Arga menangkap suara merdu dari ruang musik yang membuat langkah kaki itu terhenti. Tumben juga akhir-akhir ini Anita tak mengusiknya untuk mengerjakan tugas kelompok. Group chat sepi selama beberapa hari belakangan.


"I'm gonna send a flood, gonna drown 'em out."


Arga mengintip ke celah kaca pada pintu ruang musik yang letaknya memang berada di belakang sekolah, karena ruangannya yang tak terlalu kedap suara.


"I am brave, I am bruised. I am who I'm meant to be, this is me."


"Woah ... keren ini, Ta." Dila mematikan kamera yang tampaknya merekam Anita yang bernyanyi sambil memainkan piano.


Seperti tahu jika ada yang mengintip, Anita menoleh ke arah pintu dan langsung membuat Arga segera menghadap depan dan melanjutkan langkahnya lagi untuk menuju ke atap.


"Arga!"


Merasa dipanggil, Arga pun menghentikan langkahnya. Ia berbalik menghadap ke arah Anita yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, raut Arga sudah menyatakan pertanyaan mengapa ia dipanggil.


"Udah cek grup?"


Entah kenapa perasaannya jadi tak enak. Sejak istirahat ia memang belum mengecek ponselnya.


"Kita kelompok hari ini, pas banget pulang awal juga. Anak-anak udah setuju tadi, tanpa Sukma. Mereka udah nunggu di kelas."


Jika sudah begini mau bagaimana lagi, Arga hanya menghela napasnya pasrah dan kembali. Pasti Yogas sudah disuap dengan banyak makanan makanya semua isi kelompoknya kecuali Sukma setuju.


***


"Alah, Fer. Gue mau ikut kelompok Yogas ya? Lo mah nggak pernah sediain makanan."


"Lah, kelompok lo siapa?! Ya mau makan beli lah. Lo ikut gak, gue cincang lo idup-idup sampe nggak ikut."


Arga, Anita dan Dila yang datang bersamaan ke kelas dibuat celingak-celinguk bingung dengan perdebatan antara Rendra dan Ferlita.


"Iya, ah." Rendra berdecak sebal kemudian menoleh ke arah Yogas. "Gue ikut kelompok dulu ya, nggak bisa barengin."


Yogas menganggukkan kepalanya. "Hm, santai."


"Mending lo nebengin gue daripada gue naik ojek."


"Halah, lo maksa gue ikut biar bisa nebeng kan?"


"Lah, jelas dong. Harus memanfaatkan keadaan."


"Ogah!" Rendra langsung kabur keluar kelas sambil meledek dengan menjulurkan lidah ke arah Ferlita.


"Woy, Ren! Mau gue timpuk lo?!"


Orang yang tersisa di dalam kelas pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Rendra dan Ferlita.


"Gue duluan ya, Ta. Mayang sama Rizky ngajak kelompok di luar. Semangat kalian!" Dengan gaya khas cerianya, Dila menjingjing tas lalu melambaikan tangan ke arah Anita, Arga, Rian dan Yogas.


"Ini kita kelompok di mana emang? Nggak mungkin dong di sekolah kondisinya aja kayak gini." Rian jadi yang pertama buka suara di antara mereka.

Lihat selengkapnya