"Eh, eh kenapa lo?" Arga dengan sigap langsung menahan tubuh Yogas yang limbung ke belakang. Kebetulan ia datang depan belakang denga Yogas dan sama-sama akan masuk ke kelas.
"Kenapa, Gas?" Rendra yang tadinya berjalan lebih dulu pun membaliklan badan dan menghampiri Yogas.
Yogas sendiri hanya memegang kepalanya dan menggeleng saja.
"Sakit deh temen lo keknya." Arga memberi komentar.
"Balik aja gimana? Lo dari kemarin nggak sehat gini."
"Nggak perlu."
"Lo pas sekolah sering bolos ada kesempatan libur malah sekolah." Kembali Arga memberi komentar yang malah membuat sensi Yogas.
"Bukan urusan." Tapi ucapan tak sebanding dengan kondisi badan, nyatanya tubuh Yogas malah hampir kembali limbung yang untungnya ada Rendra dan Arga yang siaga membantu.
"Mending lo bawa dia ke UKS aja, Ren."
"Gimana? Yogas sakit? Ada yang bisa gue bantu?" Mayang yang dari bangkunya tadi sudah melihat keadaan Yogas akhirnya datang menghampiri.
"Eh, May. Ni anak sakit tapi ngeyel," balas Rendra.
"Sini sambil gue anter ke UKS."
"Udah lo di UKS aja istirahat."
Pada akhirnya Yogas menurut untuk dibawa ke UKS karenas rasa pening di kepalanya, dan tubuhnya memang sudah lemas bukan main.
***
"Lo tidur aja deh mending di sini. Yakin nggak mau dianter pulang aja?" Mayang yang sehabis dari kantin pun kembali dan meletakkan semangkuk soto dan teh hangat ke meja di samping Yogas. "Ini dimakan dulu juga. Kondisi lo kayak orang habis nggak makan berhari-hari."
"Siapa yang beli?"
"Nggak usah dipikirin. Udah makan aja dulu."
Yogas perlahan pun mengubah posisinya menjadi duduk. Ia mengambil mangkok soto yang diberikan Mayang sebelumnya.
"Lo yakin nggak mau pulang?" tanya Mayang sekali lagi mengulang pertanyaan sebelumnya.
Yogas menggeleng sembari memakan soto yang kini berada di tangannya dengan nikmat.
"Gue minta tolong ke Mbak Arina buat panggilin perawat ke sini. Lo butuh diperiksa lagi gue rasa. Habis makan lo minum obat, trus tidur aja jangan balik kalau belum baik. Biar gue bikinin surat izin ke guru nanti. Paling nanti ada Fahri juga anak IPS 1 yang ke sini, sekarang giliran dia jaga UKS."
Yogas hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja dan segera menandaskan makanan yang serasa nikmat sekali di mulutnya.
Mayang pun menghela napasnya panjang. "Oke, gue tinggal dulu ya."
"Makasih, May." Yogas lebih dulu mengucapkannya sebelum Mayang benar-benar pergi, yang kemudian dijawab anggukan oleh gadis itu dan meneruskan langkahnya untuk ke luar UKS.
Usai kepergian Mayang, diam-diam Yogas menyeka air matanya yang tak terhankan untuk keluar. Sedari tadi ia makan dengan menunduk agar Mayang tak tahu matanya sedang berkaca-kaca.
***
"Gas, besok tapi bisa ikut? Kalau masih sakit mending lo istirahat aja."
Yogas menatap ke arah Anita dengan tatapan bertanya. Tumben sekali gadis itu lebih manusiawi.
"Nggak usah liat gue gitu. Beneran nanya gue. Daripada lo ikut pas sakit malah ngerepotin." Anita pun berdiri sambil menenteng tasnya.
Decakan sebal pun ke luar dari mulut Yogas. "Gue ikut."
"Lo yakin, Gas?" Rendra yang berada di belakang Yogas bertanya, dan hanya dijawab anggukan oleh Yogas sendiri.
"Pulang sekolah besok, kan?"
Anita mengangguk saja.