Friend'Sick

arsyanisaa
Chapter #23

23. Destiny

Yogas mengigit bibirnya saat satu cambukan dari sabuk berhasil mengenai punggungnya lagi. Padahal lukanya masih belum kering dan kini sudah bertambah lagi.


"Kemana aja lo hah! Lo nggak tau kemarin ada yang nunggu trus lo main pergi aja?!"


Yogas hanya diam saja sambil kembali menerima sebuah tendangan di pinggangnya. Beruntung rumah Rendra sempat pindah, jadi ayahnya tak akan nekat menghampiri keluarga Rendra seperti dulu.


"Ibu sama adek lo dah nggak balik mau ikut kabur? Gue kejar lo sampe dapet. Lo nggak bakal bisa lari. Mulai hari ini nggak usah sekolah lo diem aja di kamar sambil nunggu pelanggan dateng. Kerja aja, jadi anak yang berguna." Jamal meludahi muka Yogas kemudian menarik rambut anaknya tanpa belas kasihan.


Hilang sudah rasanya perasaan Jamal sebagai ayah untuk melindungi anaknya. Orang itu seperti sudah kerasukan iblis yang tega menyiksa keluarganya tiada ampun.


Yogas hanya pasrah saat tubuhnya diseret dengan rambutnya yang ditarik. Memberontak pun percuma karena ia akan mendapat hal yang lebih keji. Menyesal rasanya ia pulang hari ini. Niatnya hari ini hanya akan mengambil pakaian karena jam segini biasanya ayahnya tak akan ada di rumah. Tapi, sepertinya ia ditakdirkan bernasib sial. Jamal ada di rumah, dan sepertinya ini akan jadi akhir dari kisahnya.


Tubuh Yogas dihempas begitu kuat ke dinding membuat punggungnya membentur begitu kuat serasa tulang rapuhnya akan remuk seketika.


"Berdiri lo!" Jamal mengangkat tubuh Yogas yang sudah lemas dengan paksa. "Nggak usah lagi lo ya berani buat kabur atau gue cari itu adek sama ibu lo gue seret juga mereka ke sini. Ngerti!" Jamal kemudian menampar Yogas dua kali di pipi kanan dan kirinya.


"Pak! Cukup!" Dengan berani Dewi melangkah dan melepas paksa cengkraman Jamal pada Yogas. "Pak, dia anakku jangan kamu berani kamu sentuh dia kayak gitu lagi!"


"Apa! Berani lo sekarang?!" 


Dewi langsung mendapat tamparan kuat dari jamal hingga tubuhnya terjatuh.


"Ibuk!" Yogas langsung memeluk ibunya dan melindungi sang ibu dari pukulan sang ayah.


"Sama-sama nggak guna ya lo berdua!" Jamal menendang anak dan istrinya bergantian. 


Suara sirine menggema yang terasa begitu dekat dengan rumahnya. Jamal langsung terlihat panik dan menghentikan siksaan yang ia lakukan pada Dewi dan Yogas.


Baru ia akan kabur melalui pintu belakang, tapi ia sudah kalah cepat dengan gerakan para polisi yang lebih cepat menggrebek rumahnya. 


"Woy! Diem di tempat!" Dua orang polisi berhasil membekuk Jamal tanpa perlu bersusah payah melepas peluru mereka.


Jamal berusaha berontak, namun pergelangannya sudah diborgol.


Yogas menatap sang ibu yang matanya sudah berkaca-kaca.


Dewi mengangguk seolah tahu apa yang Yogas pikirkan. Wanita itu mengusap wajah sang putra yang sudah penuh dengan luka. "Maafin Ibuk ya, Nak. Maaf nggak bisa lindungin kamu sslama ini. Sekarang kamu bisa tenang jangan sakit lagi ya. Ada Ibuk."


Dengan air mata yang ditahan Yogas langsung memeluk ibunya. Entah bagaimana nantinya, jika tak seperti ini pun ia akan mati sia-sia juga.


"Bu, Yogas. Ayo bangun."

Lihat selengkapnya