Friend'Sick

arsyanisaa
Chapter #33

33. First Time

"Mbak, ada gurunya di bawah."


Anita masih diam di ranjangnya. Bahkan, sekarang untuk hari dan sabtu dan minggu tak ada istilah libur untuknya. Ia akan sangat disibukkan dengan jadwal les atau kursus yang disiapkan ayah dan ibunya. Tapi, pada hari ini ia berniat membangkang sehari saja. Fisik, otak hingga mentalnya sudah cukup lelah untuk menerima semuanya.


"Mbak ... Mbak Anita."


Bi Darsih, ART yang bekerja di rumah Anita pun masih mengetuk pintu cokelat kokoh ith mengira putri majikannya masih tertidur atau sibuk di dalam. 


Tak kunjung mendapat jawaban, Bi Darsih mengetuk-ngetuk pintu kamar Anita kembali. "Mbak ... Mbak Anita baik-baik aja?"


Merasa percuma dengan keterdiamannya di kamar, Anita bergegas menyibak selimutnya dan turun dari kasur sebelum malah terjadi kericuhan karena orang-orang akan mengira ia tak baik-baik saja di dalam. Ya walaupun keadaannya memang begitu.


Anita membuka kunci kamarnya, dan menarik pintunya agar terbuka.


"Eh, Mbak Anita nggak apa-apa?"


"Aku nggak enak badan, Bi. Bilangin ke Miss Gina." Tanpa membutuhkan waktu lama lagi, Anita menutup pintunya langsung bahkan sebelum Bi Darsih sempat menimpali.


Paham jika nona mudanya tak baik-baik saja, Bi Darsih pun menurut saja dan memilih pergi. Padahal niatnya ia ingin menawarkan makan juga pada sang putri majikan, karena Anita belum makan sedari pagi.


Para pekerja di sana sejujurnya merasa iba dengan Anita. Sedari kecil gadis itu tak benar-benar mendapat afeksi layaknya anak dan orangtua pada umumnya. Pak Ujang dan Bi Darsih adalah orang yang sering mengajak atau diajak main oleh Anita kecil. Namun, karakter yang dibuat orangtuanya akhirnya membuat Anita tumbuh menjadi gadis yang kaku dan dingin.


Anita tak banya bisa berteman dengan banyak orang, kebanyakan mereka yang tak mau berteman dengan Anita karena menganggap Anita menyebalkan. Namun, Pak Ujang dan Bi Darsih berani menjamin jika Anita sebenarnya adalah gadis yag manis. Mereka senang saat kapan lalu ada akhirnya teman Anita yang datang ke rumah, sayang sekali kehadiran mereka tak disambut baik oleh dua majikannya.


Ayah dan Ibu Anita hampir setiap hari memang suka cek cok. Rasanya pernikahan mereka tak ada diberkati rasa cinta yang tulus. Bahkan sekarang kamar mereka sudah terpisah. Hubungan keduanya bukanlah atas dasar cinta, tapi sebuah keharusan saja. Dua orang dari keluarga berada dan sempurna. Hingga mereka membuat anak mereka dengan image yang sempurnah pula. Tapi, sayang kesempurnaan Anita hanya terlihat di depan mata saja, tidak untuk lubuk hatinya yang terdalam.


Anita membanting dirinya ke kasur. Persetan dengan omelan yang akan dia dapatkan nanti. Guru-gurunya itu pasti akan mengadu jika tak jadi mengajar, Anita tak peduli. Sehari saja ia mau beristirahat.

Lihat selengkapnya