Friend Zone Alert

Bentang Pustaka
Chapter #1

Satu

19 Agustus 2023

Seorang gadis dan pemuda sedang membereskan rumah yang sudah lama tak dihuni. Si gadis bertugas di lantai dua dan si pemuda mendapat tugas di lantai satu. Sebenarnya rumah itu berlantai tiga, tapi mereka sudah berdiskusi untuk membersihkan lantai tiga esok hari saja.

Rumah itu adalah rumah milik orang tua si pemuda. Dulunya rumah itu dijadikan tempat indekos. Mereka berdua, dulu, pernah menjadi penghuni indekos itu bersama beberapa orang lainnya. Hari ini mereka berdua membersihkan rumah itu karena akan dijual dan ada orang yang tertarik untuk melihatnya.

Si gadis yang sedang asyik mengepel, mendengar suaranya disebut dengan keras dari lantai satu. Ia segera turun dan menemukan seorang pemuda sedang asyik duduk membongkar kardus-kardus yang penuh debu.

“Kenapa, Dav?” tanya si gadis.

“Ini, Bel. Masih inget, nggak? Hahaha …,” si pemuda tertawa.

Gadis yang dipanggil “Bel” pun mengerucutkan bibirnya. Iyalah! Dia ingat betul dengan topeng yang dipegang oleh pacarnya.

“Ingetlah, Dav! Itu, kan, topeng yang kamu pakai sama teman-teman kamu buat takutin aku pas subuh-subuh! Huh, kok nggak dibuang aja, sih, topengnya? Serem banget, asli!” ujar gadis berambut merah kecokelatan itu. Ia pun ikut duduk di sebelah pemuda itu.

“Sayang banget kalau dibuang, Abel-kuuu. Lagian, kan, ini kamarku, jadi suka-suka aku dong?” balasnya jenaka.

Abel memutar matanya. “Nggak mau tahu! Pokoknya, aku mau topeng ini dibuang! Lagi pula, kan ini bukan kamar kamu lagi, David!”

“Kamar siapa dong? Kamar kita—Aw! Sakit, Bel!” jerit David karena Abel mencubit pipinya.

“Ihhh! Apaan, sih? Ngeseliiiiiin! Nggak tahu, ah, aku mau lanjutin bersihin lantai atas dulu!” Abel beranjak dari tempat duduknya.

Yap! Gadis yang bernama Abel Asterella itu berpacaran dengan pemuda yang bernama David Lucian. Abel masih tidak percaya kalau ia bisa sampai berpacaran dengan sahabatnya sendiri. Huft, perjuangannya nggak semudah itu. Butuh waktu yang sangat lama. Abel pernah merasakan apa yang disebut friend zone. Yah, bisa dibilang, Abel itu expert-nya soal friend zone. Ia harus menahan rasa sukanya selama bertahun-tahun dan ia juga harus mengalami kecelakaan yang hampir membahayakan jiwanya. Lalu, tanpa sepengetahuannya, David membaca buku harian Abel. Buku harian yang berisi curahan isi hati Abel tentang perasaannya kepada David.

Pada saat itulah, David mulai sadar bahwa rasa sayangnya terhadap Abel ini bukan karena Abel sahabatnya. David sayang kepada Abel karena ia mencintainya. Akhirnya, mereka berdua berpacaran sampai sekarang.

“Bel, jangan pergi dulu, lah. Aku mau nostalgia, nih, sama kamu.”

Langkah Abel terhenti. “Mau nostalgia apa? Awas ya, kalau kamu cuma mau ledekin aku!”

Tangan David menepuk-nepuk tempat yang tadi Abel duduki. “Duduk sini dulu dong kalau nggak mau aku ledekin, hehehe ....”

Abel pun menurut. Sebenarnya, dalam hati ia senang David memintanya duduk di sampingnya seperti itu, tapi dia malu mengakuinya. Namanya juga cewek! Abel duduk di samping David. Pemuda itu menatapnya lekat-lekat.

Lihat selengkapnya