Jakarta, 21 maret 2003
Saat itu aku berumur 10 tahun, aku masih ingat sekali kejadian itu. Pagi itu tumben sekali Papa dan Mamaku serta Kakakku sarapan pagi bersama, di atas meja sudah di siapkan sarapan pagi seperti Onbijtkoek [1] dan Uitsmijter Spek En Kaas [2] atau istilah lainnya Dutch Egg [2] serta minuman seperti susu hangat yang telah disiapkan oleh kepala pembantu yaitu Erick Haarlem.
Pak Erick adalah orang asli Belanda, yang sudah sejak kecil mengasuh Papaku, walaupun begitu dia masih berumur 40 tahun, hanya berbeda 8 tahun dengan Papaku.
"Goedemorgan, dames en heren [3]," Sapa Erick.
"Goedemorgan, Erick," Balas Papa.
"Pagi juga Erick," ucap Mama.
"Hari ini [4] mau sarapan pagi dengan apa Onbijtkoek [1] atau Uitsmijter Spek En Kaas [2] dames en heren ?" Tanya Erick.
"Saya Onbijtkoek saja, tolong buatin saya kopi seperti biasa Rick," jawab Papa.
"Ja, Meneer [4] saya akan menyuruh pembantu lain menyiapkan," balas Erick.
"Rick... kita sudah lama saling kenal bisa tidak panggil nama saya saja Riana?" tanya Mama.
"Bagaimana... bila ganti saja panggilan kita menjadi Nyonya dan Tuan, karena kita tinggal disini, jadi harus mengikuti budaya sini, bagaimana Rick dan sayang," tegas Papa.
"Baik Tuan," ucap Erick.
"Baik Sayang," jawab Mama sambil melihat ke Papa. "Rick, saya sarapan pagi ini dengan granola saja dan susu almond tawar," jelas Mama.
"Baik Nyonya akan saya siapkan. Oh ya... Tuan muda dan Nona mau sarapan apa mau dengan Uitsmijter Spek En Kaas[2]," saran Erick.
"Boleh Pak Erick, tolong siapkan juga susu putih hangat," jelas Kakak.
"Aku juga sama dengan Kakak, tapi aku minumnya susu coklat hangat, jangan lupa ya Pak Erick telur aku setengah matang saja tapi aku maunya Pak Erick yang menyiapkan makananku," pinta aku kepada Pak Erick.
"Baik Tuan muda dan Nona, saya akan siapkan makanannya dan saya izin ke belakang untuk memasak," ucap Pak Erick.
Beberapa saat kemudian, Pak Erick datang membawa makanan pesanan aku dan Kakakku. Kami pun makan bersama. Pagi itu, Papaku memberi tahu bahwa hari ini akan ada acara foto bersama di rumah dan menyuruh kita berkumpul di kantor dulu agar pulang bareng ke rumahnya. Karena itu, aku dan Kakakku diperintahkan agar pulang sekolah langsung ke kantor Papaku.
Setelah selesai sarapan, kami sekeluarga sibuk dengan urusan masing-masing. Papaku pergi ke kantor sedangkan Mamaku langsung ke tempat pemotretan untuk koleksi baju terbaru perusahaan Papaku, mereka berangkat dengan mobil masing-masing. Sedangkan aku dan Kakaku berangkat ke sekolah bebarengan di antar oleh sopir Papaku yang lain.
****
Akhirnya pelajaran sekolah selesai dan kami pun langsung ke kantor Papaku, tetapi Kakakku memilih untuk ke tempat pemotretan Mamaku dekat kantor Papaku. Kakakku turun duluan di pertigaan jalan di depan studio tempat Mamaku pemotretan. Setelah itu, aku pun sampai di kantor Papaku.
"Kreeek..." Sopir membuka pintu mobil, "silahkan Nona, kita sudah sampai," ucap Sopir.
"Terima kasih Pak," senyum aku.
Aku pun turun dari mobil dan langsung masuk ke lobby perusahaan Papa, semua pegawai menyapaku dan aku diberitahu agar langsung ke tempat Papaku. Seorang pegawai mengantarkan aku ke tempat Papaku dilantai 20, karena harus menggunakan id card dan password untuk ke sana. Kantor Papaku ada 2 tipe lift yang tertutup dan tembus pandang pada bagian depan. Aku langsung menaiki lift khusus yang tembus pandang, langsung menuju ke lantai 20. Selama di lift, aku melihat seluruh lantai kantor Papaku dan para pegawai Papa yang sedang lalu-lalang sibuk berkerja.
Beberapa menit kemudian, aku sampai di ruang Papaku lalu masuk ke ruangannya. Di sana aku melihat Papaku sedang duduk melihat dokumen-dokumen yang ada di atas meja. Aku menaruh tasku dan duduk disofa.