Aku merasa takut tapi aku juga merasa kesal, perasaanku pun bercampur aduk, akhirnya aku memutuskan. Jika aku bertanya kepada dia dan dia hanya tersenyum, aku akan lari sekencang-kencangnya ke ruangan Papaku.
"Hei... siapa kau, jika kau tidak berbicara dan hanya tersenyum saja padaku, aku akan meninggalkanmu," tegas aku dengan nada tinggi.
Setelah mendengar perkataanku, dia tidak mengucapkan apapun. dan dari wajahnya sudah tidak tersenyum lagi melainkan terlihat murung, aku memutuskan untuk berjalan cepat meninggalkan dia. Dan ketika, aku sudah mengambil langkah untuk lari.
Tiba-tiba, dia tepat di belakangku lalu dia menggengam sebelah tanganku, aku merasakan sentuhan tangannya yang begitu dingin, aku pun mencoba melihat pada bagian kakinya, apakah menepak tanah. Ternyata kaki menapak ke tanah. Aku bersyukur karena dia bukan hantu. Dia langsung menarikku kembali ke pohon beringin itu, aku kembali berjalan ke pohon beringin itu, dia tersenyum lebar ke arahku. Aku mencoba bertanya dengan sopan kepadanya.
"Hai... , Kakak! Kalau boleh tahu namanya siapa Kak?" tanya aku.
Namaku Dewo, He...he," jawab laki-laki itu.
Akhirnya dia menjawab pertanyaanku, mungkin karena aku berbicara dengan sopan kepadanya, pikir dalam benaku.
"Kakak Dewo sedang apa disini?" tanya aku.
"Aku tinggal di sini Alisa," jawab dia dengan senyum lebar.
Hah! Tinggal disini," pikir di dalam benaku.
Mungkin dia tinggal di dekat perkampungan sekitar kantor Papaku. Aku berpikir dia memiliki senyum yang menyeramkan, bayangkan saja. Dia tersenyum kepadaku dengan mata yang mendelik ke arahku dan seyum lebar yang ujung bibirnya sejajar dengan bawah telinga dia.
"Kenapa Kakak tahu namaku," heran aku.
"He...he, aku tahu karena Papamu memanggilmu dengan nama itu," Jelasnya.
"Ohh begitu, Kenapa, Kakak main sendirian di sini? Kenapa tidak di rumah kakak saja, bersama teman-teman kakak!" tanya aku kembali kepadanya.
"Aku tidak punya teman, aku suka main di sini," ungkap dia, "Kamu mau main di sini, bersamaku, sebentar saja!" ajak dia.
Aku melihat jam tanganku, ternyata masih jam setengah 4, mungkin sebaiknya aku main dengan Kakak ini.
"Aku mau kok Kak Dewo, kita main apa ya kak," ucap aku.
"Yuk! Kita main di atas pohon ini saja," balas Kak Dewo sambil mengajak mendekat ke bawah pohon.
"Di atas Pohan? Nggak akhh... , nanti bajuku kotor, ini seragam sekolahku, Kak!" balas aku sambil memegang seragamku.
"Tenang aja Alisa, baju kamu nggak bakalan kotor kok, tuh lihat kan pohonnya bersih!" jelas Kak Dewo sambil memegang pohonnya.
Aku pun bermain bersama Kak Dewo, aku memanjat pohon dan mengobrol di atas pohon bersama Kak Dewo. Aku senang sekali karena dia baik dan mau bermain denganku berbeda sekali dengan Kakaku. Sesekali aku melihat jam tanganku ternyata masih jam 4 sore, tidak lama kemudian, aku pamit kepada Kak Dewo.
"Kak, aku pamit dulu ya, besok kita main lagi ya," pamit aku.
"Kok sudah balik! Masih sore kok, nanti aja pulangnya," rayu Kak Dewo.
"Iya Kak, soalnya aku takut di cari Papa, Kakak nggak pulang? " balas aku.
"Nggak kak, aku masih mau main di sini saja," ujar Kak Dewo.