Fajar datang menjelang, cahaya pagi mencoba masuk ke kamarku yang tertutup tirai, mencoba untuk membangunkan aku dari tidur lelapku.
"Sret... Sret," suara menggeser tirai kamarku.
Pak Erick dan para asisten rumah tangga selalu membangunkan aku setiap pagi, setelah membangunkanku Pak Erick pergi membangunkan Kakakku. Dia sengaja membangunkan Kakakku belakangan, karena Kakakku memintanya agar dia bisa lebih lama terlelap dari tidurnya.
Aku bergegas bangun dari tempat tidurku, dan duduk di pinggir kasurku. Asisten rumah membuat dan memberiku teh daun mint hangat, untuk mengawali hariku, aku suka sekali aroma daun mint yang membuatku merasa rileks serta berenergi untuk memulai hariku.
Setelah itu, aku bergegas mandi, sementara asisten menyiapkan keperluanku hari ini.
Setelah aku selesai mandi, asisten rumah selalu membantu aku, seperti merapihkan dan menata rambut lalu membawakan tas aku, ketika aku keluar dari kamarku sampai aku berangkat ke sekolah.
Aku keluar dari kamarku dan berjalan ke meja makan, di meja makan yang luas dan panjang hanya ada aku, dan asisten yang berdiri di belakangku, kedua orang tuaku sudah berangkat ke kantor duluan.
Pak Erick sudah menyiapkan makanan untukku di atas meja makan, lalu Kakakku baru datang ke meja makan dan kita makan bersama, kemudian kami berangkat sekolah bareng.
Satu jam kemudian, kami sampai di depan sekolah kami, terlihat jajaran mobil mewah seperti Mercedez Benz, BMW, dan Jaguar memenuhi parkiran depan sekolahku, untuk mengantar anak majikan mereka ke sekolah. Menurutku ini hal yang wajar, sebab kata Papaku, sekolahku termasuk sekolah termahal di negara ini.
Aku pun berjalan ke kelasku bersama Kakakku sampai lorong kelas. Dari jauh nampak sahabatku Mira yang sedang melambaikan tangannya ke arahku, kemudian aku berjalan mendekatinya, lalu aku masuk ke kelas. Sedangkan kakakku berjalan ke kelasnya.
"Hai, Alisa selamat pagi," sapa Mira.
"Pagi juga Mir... ," sapa aku kembali.
Aku dan Mira adalah sahabat sejak kecil dan rumahnya dekat rumahku, tetapi rumah dia di perkampungan berbeda denganku yang tinggal di komplek elit. Dia orangnya sangat pintar, dia selalu mendapatkan beasiswa di sekolah.
Suara bel pun berbunyi sampai ke telingaku, waktunya pulang sekolah bagi kami. Aku pun tidak lupa pamit ke sahabatku Mira. Pak sopir sudah menunggu aku dan Kakakku di parkiran mobil, untuk mengantar aku dan Kakakku pulang. Kami berjalan bergegas mendatangi Pak sopir.
Akhirnya aku dan Kakakku sampai di rumah. Aku melihat Papaku yang sedang berada di rumah. Sepertinya Papaku sedang mencari-cari dokumennya di ruangan kerja dia.
Aku bergegas ke kamarku menggunakan Seagway, terlalu jauh dan lama bagiku jika aku harus berjalan kaki, itu sangat membuatku lelah.
Setelah aku selesai mengganti pakaian, aku pergi ke taman untuk bermain disana, aku melihat Papaku yang masih berada di rumah. Aku bosan di rumah, aku ingin bermain bersama Kak Dewo lagi. Aku mencoba menanyakan Papaku, apakah aku boleh ikut ke kantor bersamanya. Dan ternyata Papaku mengizinkan aku, dia menyuruh aku agar membawa barang-barangku di dalam tas dan menyuruh menunggu di depan rumah bersama Pak sopir.