Friends

Arinaa
Chapter #2

Nikolas

Tempat tidur adalah satu-satunya benda yang memiliki gaya gravitasi paling hebat menurutnya semasa ia hidup. Dan gaya gravitasi yang paling menyenangkan. Sehingga sudah pukul 5.45 pagi saja, ia masih meringkuk di bawah selimut tebal nan lembut. Padahal ini hari pertama ia akan masuk sekolah sebagai murid SMA. Yang sudah di jadwalkan, para murid baru harus tiba di sekolah pada pukul 06.30 pagi.

“Niko, astaga. Mama udah 1000 kali bangunin kamu. Masih aja tidur.” Omel ibunya yang sebenarnya sudah ketiga kalinya ia keluar masuk kamar anaknya untuk membangunkan ke sekolah.

“5 menit lagi Ma.” Jawab pria yang di panggil Niko itu dengan nada malas karena masih mengantuk.

“Gak ada 5 menitan. Bangun sekarang gak?! Atau Mama suruh Papa kamu bangunin kamu langsung nih.” Ancam ibunya dengan menggunakan suaminya yang terkenal akan menjadi monster jika anaknya susah di beritahu.

Pria dengan tinggi 180cm itu mau tak mau bangun karena mendengar sang ayah yang akan turun tangan membangunkannya. Bagaimanapun, ia sangat takut pada ayahnya. Bukan takut, lebih tepatnya ia sangat segan pada ayahnya itu.

Kata untung saja tampan cocok di berikan untuk Niko karena hanya dengan mandi seadanya dan langsung menggunakan seragam sekolahnya, 20 menit kemudian ia sudah di bawah dan sudah dalam keadaan rapi bersiap untuk berangkat.

“Niko, rotinya makan di mobil aja. Papa harus berangkat sekarang.” Ucap ayahnya padahal anak itu baru saja turun ke lantai bawah.

Mau tak mau Niko mengikuti apa yang ayahnya bilang dan setelah mencium tangan ibunya, ia mengikuti ayahnya yang berjalan ke depan rumah. “Makanya, kakak kalo di bangunin Mama langsung bangun.” Suara dari anak kecil di sampingnya yang menggunakan seragam merah putih membuat Niko langsung mengacak-acak rambut dari anak itu.

“Bawel kamu dek.” Balas Niko.

“Ma, liat Kak Niko tuh. Rambut aku udah rapi malah di berantakin.” Adu adiknya pada sang ibu yang mengikuti keduanya dari belakang.

“Kalian ini. Masih pagi udah berantem aja. Niko juga, rese banget sama adeknya.” Ucap si ibu menegur kedua putranya ini.

Karena merasa di bela oleh sang ibu, anak itu menjulurkan lidahnya ke arah Niko dan berlari kecil menyusul ayahnya yang sudah berada di mobil. Jika saja tak sedang ingin berangkat sekolah, sudah pasti jadi incaran empuk adiknya itu untuk Niko balas. Dan ia juga sudah tak ingin mendengar ibunya yang akan menceramahinya untuk menjadi kakak yang baik.

~

Niko mendapat kelas X-G untuk kelas sementaranya semasa MOS. Dengan rasa mau tak mau, ia harus mengikuti kegiatan yang menurutnya sudah harus punah dari muka bumi ini. Menurut Niko, MOS hanyalah ajang bagi para kakak kelas yang di utamakan kepada anggota OSIS untuk menunjukkan senioritas mereka. Hingga hari yang di tunggu Niko tiba, yaitu hari terakhir masa orientasi siswa dengan di adakannya gebyar ekskul. Bukan tertarik dengan ekskulnya, Niko jadi tak melihat para kakak kelas yang selama 2 hari kemarin membuat hidupnya suram.

Lihat selengkapnya