Friendship and Love

Aldy Purwanto
Chapter #20

20. Penyelamatan

“Berengsek! Lepasin gue! Pengecut lo!” Vanny meronta-ronta, tangan dan kakinya diikat kencang di sebuah kursi.

Empat orang di hadapannya berjejer dengan sorot mata yang tajam dan dingin. Juga ada dua orang yang berjaga di tiap sudut pintu keluar dengan membawa pentungan.

“Diam anak manis. Nanti temen lo juga dateng, dan saat itu juga bakal gue buat dia menderita,” ujar Heri sambil memperlihatkan sebilah belati tajam ke wajah Vanny, lalu tertawa terbahak-bahak.

Air mata Vanny kembali menetes, tak menyangka akan mengalami kejadian ini. Ketika sedang menunggu Abel, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Karena dipikir Abel sudah datang, tanpa menaruh rasa curiga Vanny membuka pintu. Namun, ketika pintu telah terbuka, tiga orang berbadan besar berdiri di hadapannya dan langsung menyekapnya.

Demi menuntaskan niatnya untuk membuat Abel dan Edo celaka. Heri memilih menyandera Vanny untuk memancing kedatangan mereka. Sengaja dia bawa ke Jalan Bina Pakuan, agar rencananya bisa sukses tanpa ada yang mengganggu.

“Ada orang atau motor yang lewat gak?” tanya Heri pada Jamronk.

“Belum, Bos. Dari tadi gak ada yang lewat.”

“Abang terus awasi jalan. Kalo ada apa-apa langsung panggil gue.”

“Beres, Bos.”

Heri mengeluarkan sebatang rokok, menyulutnya, lalu berjalan mendekati Tedi yang berjaga di bagian belakang gubuk.

“Lo liat yang aneh gak?”

Tedi menyorotkan senter pada belantara hutan di hadapannya. “Gak ada, cuman semak-semak di sana gue liat kadang gerak-gerak sendiri.”

“Mungkin hewan, gak mungkin Abel dan Edo datang lewat sini,” sahut Heri singkat.

Sementara itu di balik semak-semak yang dimaksud, Abel sedang bersembunyi, sesekali dia bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Menimbulkan gerakan yang sedikit membuat Tedi curiga, beruntung dia tidak mengeceknya.

Wajah Abel semakin gelisah, waktu sudah terlalu lama berlalu sejak dia menelepon Edo, tapi sahabatnya itu belum juga datang. Dia yang melihat Vanny meronta-ronta tidak bisa menahan diri untuk segera menolongnya. Sekuat mungkin dia bersabar, menunggu kehadiran Edo.

Tanpa Abel tahu apa yang sedang terjadi menimpa Edo. Sesaat setelah memasuki Jalan Bina Pakuan, motor Ipang tiba-tiba mogok karena habis bensin.

“Sialan! Malah abis bensin.” Ipang menendang kesal ban depan motornya.

Edo hanya tertawa kecil sambil menepuk jidat, bisa-bisanya habis bensin di saat seperti ini.

“Sori, Do, gue gak liat bensin tadi, buru-buru soalnya.”

Edo celingukan, berharap ada yang bisa dimintai bantuan, tapi benar-benar tidak ada yang lewat satu orang pun.

“Gimana nih, Do.” Ipang setengah putus asa.

Edo menyimpan telunjuk di pipi, mencari akal. “Pang, motor lo simpen di sini aja. Kita lanjut jalan kaki.” Pandangan Edo menyapu ke sisi jalan. “Tenang, motor lo aman kok gak bakal ada yang lewat, tinggal kita sembunyiin aja di balik semak-semak,” lanjutnya lagi, paham dengan kekhawatiran Ipang.

Ipang langsung mengangguk setuju. Dengan dibantu Edo, dia membawa motor ke pinggir jalan dan menyembunyikannya persis seperti yang dilakukan Abel.

“Oke, kalo gini pasti aman,” ujar Ipang sambil menghela napas, lalu memandang jalanan gelap di depannya.

“Ayo, kita ngebut selametin Vanny.”

Keduanya lalu melesat mencari-cari keberadaan Abel dan Vanny

Di tempat lain, Abel sudah hilang kesabaran begitu melihat Heri tengah memainkan pisaunya ke wajah Vanny. Tubuhnya bergetar hebat, darahnya terasa mendidih naik ke ubun-ubun.

“Gue harus nyelametin Vanny sekarang,” putus Abel akhirnya, mencoba memasuki gubuk.

Abel mengambil langkah, mendekati gubuk secara hati-hati. Dilihatnya Heri yang semakin berbuat keterlaluan, dengan merobek sedikit baju Vanny memakai pisaunya. Amarah Abel semakin tidak tertahankan. Tanpa bisa mengontrol diri, dia masuk ke gubuk seraya melayangkan tendangan ke wajah Heri.

Seketika Heri tersungkur, langsung dibantu ketiga preman sewaannya.

“Berengsek, Abel! Beraninya nyerang tiba-tiba.” Heri mengelap mulutnya yang sedikit mengeluarkan darah.

Abel tak peduli, menatap semua orang di sana dengan tatapan tajam.

Lihat selengkapnya