Friendship and Love

Aldy Purwanto
Chapter #21

21. Sahabat

"Pang, kemungkinan kita lolos dari sini kecil. Sebisa mungkin kita harus lukain mereka biar bisa kabur, jangan ragu!” kata Abel sembari berusaha menenangkan getaran di tangannya.

Ipang menelan ludah, paham dengan maksud Abel yang jangan menaruh rasa kasihan pada mereka. Bila perlu, tusuk pakai pisau di sekitar tubuh mereka jika ada kesempatan.

“Jangan banyak bacot lo!” Seketika Tedi berlari menuju Abel sambil membawa pentungan dan mengayunkannya.

Beruntung, Abel segera menunduk, menghindari pentungan itu. Di detik yang sama, dia melayangkan tendangan ke selangkangan Tedi, membuat cowok itu mengerang kesakitan. Abel memberi isyarat pada Ipang untuk mengikat Tedi memakai tali di dekatnya, lalu kembali mengacungkan pisau pada komplotan Heri yang bersiap menyerang.

“Tedi bego!” damprat Heri kesal.

“Sekarang gimana, Her? Udah kita sikat aja jangan nunggu lama.” Hizbul memainkan pemukul yang dibawanya.

“Lo sama Ipan, lawan Ipang. Biar gue sama Deden yang ngurus Abel,” perintah Heri.

Senyum Ipang seketika mengembang begitu mendengar perkataan Heri. Dia merasa bisa menang jika hanya melawan Hizbul dan Ipan. Vanny perlahan-lahan mundur hingga berada di sudut gubuk. Abel dan Ipang berada di depannya terus melindungi.

“Lari, Pang! Bawa Vanny kabur dari sini!” Tiba-tiba Abel berteriak.

Ipang kaget, lantas menarik tangan Vanny. Di saat yang sama, Deden dan Hizbul berlari hendak menyergap Vanny. Abel tersenyum sinis, diambilnya pentungan milik Tedi, lalu menghantam perut mereka berdua bergantian. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Ipang mengambil tali dan mengikat tangan dua anak itu.

Abel mengacungkan pemukul, menggerak-gerakan pada Heri dan Ipan.

“Dari dulu kalian cuman ngandelin emosi. Sampe lupa ngasah otak.”

“Sekarang imbang, dua lawan dua.” Ipang meremas-remas tangan, menatap Ipan di depannya. “Lo ngapain ikutan nyulik segala? Malu-maluin nama Ipang aja!”

Ipan mundur satu langkah, memandang Heri takut. Detik selanjutnya dia mengangkat tangan.

“Gue nyerah, gak mau ikut-ikutan lagi.”

Seketika Heri naik pitam, lantas menghajar wajah Ipan sampai membuatnya tersungkur.

Di saat yang sama, Abel berlari melayangkan tendangan ke perut Heri, lalu menyuruh Ipang dan Vanny menjauh. Heri mengambil pisau yang terjatuh, ditusukan ke arah Abel.

Beruntung Abel bisa menghindar, lalu dengan gesit menangkap tangan Heri yang memegang pisau. Heri tidak mau kalah, berusaha sekuat tenaga mempertahankan pisaunya.

Tanpa diduga, dari belakang Ipan membawa sebatang kayu dan menghantam telak ke punggung bosnya itu.

Lihat selengkapnya