Langit sudah petang ketika seorang gadis dengan hoodie berwarna hitam keluar dari gerbang sekolah. Cewek itu melangkah menuju halte depan sekolah, menunggu angkutan umum yang akan membawanya menuju rumah. Meski ketika hari hampir malam, angkutan umum semakin langka, cewek itu tetap setia menunggu di halte.
Bertepatan dengan dirinya duduk di halte, ponselnya berbunyi. Cewek itu mengeluarkan ponsel dari tas sekolahnya. Sejenak menatap layar, melihat siapa yang menelponnya.
Divbayu. Nama yang terpampang di layar. Cewek itu menggeser layarnya, menerima panggilan.
"Bell, lo belum pulang?"
Abellia—sang cewek mengembuskan napas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari Bayu. "Belum, Bay."
"Di halte kan? Jangan kemana-mana, gue jemput."
Panggilan terputus. Bayu memutuskan panggilan sebelum Bella menjawabnya. Sementara Bella, kembali mengembuskan napas panjang. Bayu tidak memberikan waktu untuk menjawabnya, pasti karena cowok itu sudah paham kalau Bella akan menolaknya.
Bella memandang jalanan di depannya. Ramai kendaraan berlalu lalang, menyorotkan lampu sebagai penerang jalan. SMA Pemuda, sekolah tempat Bella menimba ilmu memang langsung berhadapan dengan jalan raya, sehingga memudahkan para siswa yang pergi ke sekolah dengan angkutan umum.
Sebuah kendaraan terhenti di depan halte. Bella bisa menebak, itu pasti motor Bayu. Cowok itu masih dengan seragam sekolahnya, hanya saja tertutupi jaket yang dikenakan.
"Lo habis ngapain sih, Bell? Sampe jam segini," kata Bayu melirik jam tangannya, "bantuin satpam tutup gerbang?"
"Enggak kok, Bay. Masa iya nutup gerbang," balas Bella dengan tawa renyahnya.
"Ayo pulang." Bayu menyerahkan helm kepada Bella yang kemudian dipakai oleh Bella. Setelah Bayu naik ke motornya, Bella ikut duduk di boncengan motor Bayu. Motor Bayu melaju, ikut bergabung dengan kendaraan lainnya di jalan raya.
Tidak ada yang bersuara selama perjalanan. Bella menyenderkan kepalanya ke bahu Bayu. Bella bisa melihat, Bayu tengah meliriknya lewat spion meski hanya sejenak karena Bayu kembali terfokus ke jalanan.
Bayu menghentikan motornya tepat di depan rumah Bella. Matanya melirik Bella yang sedang terpejam. "Bell, udah sampe," kata Bayu pelan. Tangannya mengusap rambut Bella.
"Makasih, Bay," ujar Bella seraya melepas helm lalu menyerahkan ke Bayu.
"Langsung pulang aja ya, Bay," ujar Bella lagi.
Bayu mengernyit keningnya. "Emangnya gue bilang mau mampir?"
"Eh, ya enggak sih." Bella menggaruk ujung pelipisnya yang tidak gatal. "Biasanya kan gitu."
"Lo capek?"
"Iya, banget."
"Lagian lo pulangnya malem terus si. Ngurusin apa emang?"
Bella menggeleng pelan. "Enggak kenapa kok, Bay."
"Bell," panggil Bayu lembut. Setelah menurunkan standar motornya, Bayu berdiri. "Masuk dulu yuk," ujar Bayu.
Bella terkejut, namun hanya pasrah ketika Bayu menariknya masuk rumah. Bayu mengajaknya duduk di sofa ruang tamu.
"Lo di sini dulu."
Mata Bella menatap Bayu yang berjalan menuju dapur. Seperti ada yang aneh. Ini rumah Bella, tetapi kenapa malah seperti Bella yang menjadi tamu dan Bayu tuan rumah?
Bayu kembali lagi ke ruang tamu dengan segelas susu hangat di tangannya.
"Nih, minum."
"Kenapa malah kaya kamu tuan rumahnya sih, Bay?"
"Udah minum aja. Gue tau lo capek."
Bella menurut. Segelas susu di tangannya ia minum hingga tersisa setengah. Kemudian gelasnya ia letakkan di meja.
"Thanks, Bay."
"Idih, kaya sama siapa aja lo."
Memang ini bukan kali pertama Bayu menbuatkan susu untuk Bella. Dan setiap kali Bella mengucapkan terima kasih, Bayu selalu membalasnya dengan kaya sama siapa aja lo.
"Bapak sama Ibuk dimana?" tanya Bayu.
"Biasa," jawab Bella singkat. Kepalanya ia sandarkan ke sandaran sofa. Kemudian matanya terpejam.
"Istirahat di kamar, Bell. Gue pulang aja," ujar Bayu merasa tak enak. Bella terlihat sangat kelelahan hari ini.