Bella terbangun ketika alarm dari ponselnya berbunyi. Tangannya meraba-raba kasur, mencari benda yang memunculkan suara itu. Begitu menemukan ponselnya, ia mematikan alarm.
Ponselnya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Bella segera bergegas menuju dapur, minum air putih lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah melaksanakan kewajiban lima waktunya, ia kembali ke kamar mandi untuk mandi.
Usai mandi dan berganti seragam, Bella keluar dari kamarnya. Kedua orangtuanya sudah menunggu di meja makan. Bella ikut bergabung untuk meminum susu yang telah disiapkan untuknya oleh mama. Bella bukan tipe manusia yang sarapan di pagi hari. Jadi, segelas susu cukup untuknya agar perutnya tidak kosong.
"Bella berangkat ya, Pak, Buk," pamit Bella kepada bapak dan ibuknya. Tak lupa mencium tangan kedua orangtuanya.
Begitu Bella hendak mengambil kunci motornya, cewek itu teringat jika ponselnya tertinggal di kamar. Bella kembali lagi ke kamar untuk mengambil benda yang termasuk dalam list 'tidak boleh ketinggalan' ala Bella.
Bella keluar dari rumahnya. Betapa terkejutnya cewek itu melihat sosok Bayu berdiri di depan pintu dengan pose hendak mengetuk pintu. Untung saja tangan Bayu belum terayun. Bisa-bisa dahi Bella yang jadi korbannya.
"Mau apa, Bay?"
"Numpang sarapan," jawab Bayu sekenanya, "boleh ya?"
Masih dengan sedikit keterkejutan, Bella mengangguk pelan sambil memiringkan tubuhnya—memberi jalan untuk Bayu masuk ke rumahnya.
Bella mengikuti langkah Bayu dari belakang. Sudah tidak heran lagi, Bayu memang sering menumpang sarapan di rumahnya. Maklum, Bayu itu anak rantau. Kalau ada yang gratis, kenapa harus cari yang bayar?
"Buk, Bayu mau numpang sarapan," kata Bayu seraya menyalami bapak dan ibuk Bella.
Kedatangan Bayu disambut dengan senang hati oleh Asri—Ibuk Bella. Pasalnya, wanita yang usianya sudah berkepala tiga itu menganggap Bayu sebagai anaknya. Dan, dengan senang hati Bayu menerimanya. Lumayan, punya emak di tanah rantau ....
"Silakan duduk, Bay. Ambil sendiri aja sarapannya." Asri meletakkan piring di hadapan Bayu, dan diterima dengan baik oleh Bayu.
Sembari menunggu Bayu sarapan, Bella duduk di depannya. Sesekali melihat Bayu yang sedang mengunyah makanannya. Wajah Bayu tampak begitu tenang, namun terlihat tegas karena bentuk rahangnya.
Tidak lebih dari lima menit Bayu sudah menghabiskan sarapannya. Setelah meletakkan piring ke tempat cuci piring, Bayu berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Begitu juga dengan Bella.
"Mau bareng gak?" tawar Bayu.
Bella diam sejenak, menimang antara membawa motor sendiri atau berangkat bersama Bayu. "Bareng aja deh," jawab Bella akhirnya.
Bella kembali masuk ke rumahnya, meletakkan kunci motornya lalu keluar lagi bersama helm di tangannya. Kali ini Bayu hanya membawa satu helm. Jadi, Bella harus memakai helm-nya sendiri.
Setelah keduanya naik, Bayu melajukan motor menuju sekolahnya.
Selama hampir tiga tahun bersama Bayu, tetap saja Bella merasa gugup ketika berjalan berdua di sekolah. Melihat tatapan para fans Bayu membuat nyali Bella ciut seketika. Bayu yang termasuk salah satu penyumbang piala di bidang renang tentu saja memiliki penggemar, terlebih para cewek.
Seperti saat ini, ingin rasanya Bella berlari menuju kelasnya bila saja Bayu tidak menggenggam ranselnya. Iya, bukan tangan Bella yang Bayu genggam, melainkan tas sekolah yang Bella kenakan. Aneh, tetapi ya memang seperti itu.
Bella bisa merasakan hawa panas yang diciptakan oleh tatapan para siswi yang berada di koridor. Andai saja Bayu tidak setampan itu, pasti Bella akan aman; nyaman; damai; dan tenteram berjalan bersama Bayu.
Bahkan ketika kelas sepuluh, Bella pernah dilabrak oleh kelas dua belas yang katanya mencintai Bayu. Bella pernah mencoba menjauh dari Bayu, tetapi yang ada Bella merasa kehilangan. Kesepian yang hilang karena Bayu, kembali datang.
"Harus berapa kali gue bilang, jangan nunduk kalo lagi sama gue," ujar Bayu mengangkat dagu Bella.
"Maaf, Bay," ujar Bella pelan.
"Bell, biarin mereka mau kaya gimana. Lo gak usah pikirin itu," kata Bayu lagi. Kali ini Bella hanya menganggukkan kepalanya, tidak mengeluarkan suara.
"Sana masuk. Nanti istirahat gue samperin."
Bella kembali mengangguk, lalu melangkah masuk ke kelasnya.
—FRIENDSWEET—
Divbayu: Bell nanti istirahat duluan ke kantin aja ya. Gue ada urusan bentar.
Divbayu: Nanti gue susul kok.