Besok Ujian Akhir Semester akan dilaksanakan. Artinya, Bayu akan mengakhiri semester lima dan segera berganti semester enam. Dimana mulai disibukkan dengan tugas-tugas, ujian praktik, try out, dan ujian nasional. Tidak berhenti di situ, Bayu juga akan mengikuti serangkaian ujian masuk universitas negeri. Meskipun di sekolah Bayu sering tidur juga bolos, ia juga punya mimpi bisa kuliah di universitas negeri.
Dengan setumpuk buku di tangannya, Bayu melangkah masuk setelah sang tuan rumah membukakan pintu untuknya. Bayu meletakkan tumpukan buku itu ke meja, kemudian beranjak menuju dapur. Sudah seperti rumah sendiri, memang.
Bayu mengambil gelas, mengisinya dengan air putih lalu meneguknya hingga habis. Kemudian mengisinya lagi dan meneguk lagi sampai habis. Empat kali Bayu mengulangi hal itu. Ia benar-benar kehausan. Seolah dari kost-nya hingga rumah Bella ia tempuh dengan berlari.
Bersandar di pintu dapur, Bella geleng-geleng kepala dengan tangan bersedekap di depan dada. “Belum minum dari jaman kapan sih kamu?”
Bayu menoleh, menyadari keberadaan Bella yang bersandar di pintu. Seingat Bayu, cewek itu tadi masih berdiam diri di pintu masuk rumahnya. Kenapa sekarang sudah ada di sini? Seperti kuntilanak saja.
Tanpa menjawab pertanyaan unfaedah Bella, Bayu melangkah menuju ruang tamu di mana ia meletakkan buku-bukunya. Bella merotasikan bola matanya kesal sebelum akhirnya melanjutkan langkah Bayu ke ruang tamu.
“Baik, Bu Bella, mari kita belajar,” ujar Bayu semangat.
Hal itu membuat Bella terkejut, tentu. Baru kali ini Bayu dengan semangat mengajaknya belajar bersama, bahkan tanpa Bella minta Bayu sudah datang ke rumahnya.
“Bu? Kok malah bengong sih? Kan, muridnya udah datang ini.”
Bella meletakkan punggung telapak tangannya ke kening Bayu. Membuat sang pemilik kening menatapnya heran. “Enggak panas kok,” gumam Bella.
“Bell, apaan sih. Gue semangat belajar, lo malah bengong. Giliran gue males, malah lo yang semangat banget ngejar-ngejar gue buat ngajak belajar,” gerutu Bayu.
Bella terkekeh kecil, menggantikan ekspresi bingung dan terkejutnya menjadi wajah sedikit bahagia. Ia bangkit, meninggalkan Bayu di ruang tamu untuk mengambil buku-buku pelajarannya di kamar.
Setelah itu kembali ke ruang tamu.
Melihat pemandangan di depannya membuat Bella terkesiap. Bayu yang tadi semangat mengajaknya belajar kini sudah terbaring di sofa, memejamkan mata dengan tangan bersedekap. Bella geleng-geleng kepala dibuatnya.
“Bay, kok malah tidur sih?” Bella menepuk pelan pipi Bayu, “katanya mau belajar,” kata Bella lagi.
Bayu mengeliat kecil. Matanya terbuka, menghadap Bella. Cengiran lebar muncul di wajahnya. “Ah sori. Abisnya sofa lo nyaman sih,” katanya sambil terkekeh kecil.
Bayu menegakkan tubuhnya lagi, memberikan ruang bagi Bella untuk duduk di sebelahnya. Setelah Bella membuka bukunya, barulah Bayu ikut membuka buku mata pelajaran yang sama dengan Bella.
Selembar kertas yang disodorkan Bella kepada Bayu membuat cowok itu mengerjap-kerjapkan matanya. Kemudian menatap Bella dengan pandangan memelas.
“Bay, besok ujian. Kamu ya ngerjain sendiri, enggak ada aku yang bakal bantuin. Jadi sekarang ya latihan kerjain sendiri,” kata Bella yang paham dengan tatapan Bayu.
Bayu menghela nafasnya. Meski enggan, Bayu tetap meraih kertas yang diberikan Bella. Bertuliskan lima soal cerita Bahasa Indonesia.
“Ini mah gampang. Tinggal ngarang juga gue jadi,” sombongnya pada Bella.
“Ya udah kalo gampang ya kerjain.”