Sesuai permintaan Bella semalam, jam setengah sembilan Bayu sudah siap. Ia bahkan memasang alarm mulai dari jam tujuh sampai jam delapan dengan jeda sepuluh menit. Di hari libur seperti ini, setelah salat Subuh Bayu memilih untuk tidur.
Dengan pakaian santainya, Bayu melangkah keluar kamar kost-nya. Setelah mengunci pintu, ia bergegas pergi ke rumah Bella.
Bayu melajukan motornya dengan kecepatan pelan. Jaraknya rumah Bella dengan kost-nya tidak terlalu jauh. Dalam waktu lima belas menit saja Bayu sudah sampai di depan rumah Bella.
Setelah memarkirkan motornya, Bayu menyalami Asri yang sedang merapikan bunga-bunga di halaman rumah. Kemudian melangkah masuk setelah Asri mengatakan Bella sedang bersiap.
Bayu duduk santai di sofa, seraya memainkan ponselnya sembari menunggu Bella yang belum selesai bersiap. Harap maklum, Bella juga seperti wanita pada umumnya yang sedikit lebih rempong ketika hendak bepergian.
"Bay udah sarapan belum?" Suara Bella yang terdengar membuat Bayu menghentikan game-nya. Bayu bukan bermain game online yang tidak bisa di-pause, melainkan Subway Surf. Game lama memang, tetapi ia terlanjur jatuh cinta dengan itu.
Gelengan singkat menjadi jawaban Bayu. Pagi-pagi di hari libur, paling malas untuk bergerak mencari sarapan. Lebih baik sarapan sekalian digabung dengan makan siang kalau kata Bayu.
"Mau sarapan dulu gak?"
"Boleh." Bayu melangkah lebih dulu, meninggalkan Bella yang masih di ruang tamu.
Anggap saja seperti rumah sendiri. Begitu kata Asri ketika dirinya pertama kali bermain ke rumah Bella. Awalnya Bayu merasa segan, setelah dua tahun setengah sering main ke rumah Bella akhirnya Bayu merasa rumah Bella adalah rumah ketiganya.
Iya, ketiga. Pertama rumahnya yang ada di Jogja—rumah orangtuanya, yang kedua kost, dan yang ketiga rumah Bella. Kalau kebanyakan guru bilang sekolah adalah rumah kedua, maka bagi Bayu adalah rumah kelima. Yang keempat tentu Warung Bu Eni—tempat nongkrong bersama Ghena, Aldian, Septa, Nugraha, dan Lema.
Bella mengikuti Bayu dari belakang menuju dapur. Sebelum mengambil sarapan, ia membuat dua gelas susu hangat. Menyerahkan satu gelas kepada Bayu. "Masih pagi, belum sarapan juga. Jadi gak ada kopi-kopian."
"Nggih, Ratu."
Setelah menyelesaikan sarapan dan meminum segelas susu buatan Bella, Bayu mencuci piring bekas makannya. Kemudian kembali ke ruang tamu.
—FRIENDSWEET—
Perjalanan dari rumah Bella menuju Kepulauan Seribu membutuhkan waktu hampir dua jam. Pukul sebelas keduanya baru sampai di Kepulauan Seribu.
Tujuan Bella kali ini adalah Pulau Tidung.
Pulau Tidung adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau Tidung ini terbagi dua, Pulau Tidung Kecil dan Pulau Tidung Besar.
Dari Muara Angke, butuh waktu tiga jam untuk bisa ke Pulau Tidung dengan menggunakan kapal penumpang. Tetapi bisa juga dengan transportasi alternatif KM Express Bahari dengan waktu tempuh hanya satu jam.
Untuk hal ini, Bella memilih untuk menggunakan kapal penumpang. Memang lebih lama, tetapi tidak apa-apa. Yang penting Bayu juga setuju.
"Bay, ke Jogja ... aku ikut ya?" rayu Bella kembali teringat Bayu hendak mengunjungi Bukit Bintang.
"Jangan, Bell. Nanti dimarahin Ibuk. Udah emang paling bener lo di rumah aja," tolak Bayu.
Bella lantas menggembungkan pipinya. Menatap Bayu dengan wajah melasnya. "Nanti aku bilang sama Ibuk deh," kekeuh Bella, "lagian kapan lagi ke Jogja sama kamu? Nanti kalo udah lulus aja paling kamu balik ke sana lagi," kata Bella lesu.
Sejenak Bayu memikirkan ucapan Bella. Memang benar, mungkin ini liburan terakhir yang ia gunakan untuk mudik. Sebab setelah dirinya lulus, Bayu ingin mencari pekerjaan di Jogja saja. Jauh dari orang tua rasanya berat.
"Iya deh. Nanti coba gue bilang ke Ibuk," ujar Bayu akhirnya, mengalah.
"Makasih, Bay. Sayang kamu!" seru Bella riang seraya mencubit kedua pipi Bayu. Membuat sang pemilik pipi melotot tajam.
"Bell, apaan sih!"
Bukannya takut, Bella justru menampilkan senyuman termanisnya yang terlihat menyeramkan di mata Bayu. Oke, Bayu mengalah kali ini.
Tak terasa mereka sudah sampai di Pulau Tidung. Setelah turun dari kapal penumpang, Bella merentangkan kedua tangannya. Menikmati semilir angin yang menerpa dirinya.
Dengan tidak sabaran, Bella menarik tangan Bayu. Bayu yang pada dasarnya selalu menurut tidak memberontak. Mengikuti kemauan Bella tanpa protes jauh lebih baik.
Dari Pulau Tidung Besar menuju Pulau Tidung Kecil dihubungkan dengan jembatan. Jembatan Cinta namanya. Ketika berkunjung sore hari menjelang petang, Jembatan Cinta ini tempat yang pas untuk melihat sunset. Sayangnya Bella dan Bayu berkunjung di siang bolong. Sehingga tidak memungkin untuk melihat sunset.
"Bay fotoin," seru Bella seraya berdiri di tengah-tengah jembatan.